SEJARAH HARI INI: Asal Usul Kabupaten Blitar, Pernah Jadi Daerah Penting Kerajaan Majapahit

- 5 Agustus 2021, 10:42 WIB
Candi Penataran. (wisatabagus.com)
Candi Penataran. (wisatabagus.com) /(wisatabagus.com)

MEDIA BLITAR - Tepat hari ini Kabupaten Blitar akan memperingati hari bersejarah, Kamis 5 Agustus 2021 adalah hari peringatan berdirinya Kabupaten Blitar yang ke-697.

Umur Kabupaten Blitar kini telah menginjak 697 tahun itu berarti sejarah perjalanan panjang peralihan masa pemerintahan sudah terjadi sejak jaman dulu.

Konon Kabupaten Blitar telah ada sejak jaman Kerajaan Balitung yang berpusat di Jawa Tengah, tapi sejarah tak pernah menyebut “Blitar” sebagai pusat kekuasaan. Sampai pada pemerintahan Majapahit lah nama ‘Blitar’ disebut sebagai daerah terpenting oleh beberapa peninggalan bersejarah.

Dilansir dari situs resmi Kabupaten Blitar, menurut sejarah, awal mula berdirinya Kabupaten Blitar tertuang dalam peninggalan-peninggalan zaman dahulu seperti prasasti, arca dan lain sebagainya.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Telah Terjadi Kebakaran Rumah di Nglegok BLITAR, Ini Penyebabnya

Berdasarkan prasasti tersebut memang tak satupun tertulis perihal “Blitar” sebagai pusat pemerintahan pada zaman kekuasaan tersebut.

Namun, beberapa desa yang berada di Kabupaten Blitar sekarang tercatat di dalam prasasti-prasasti itu.

Tampilan wilayah Kabupaten Blitar yang paling tua terurai dalam prasasti Kinewu yang tertulis di bagian belakang arca Ganesha sejak abad ke-X.

Prasasti tersebut mengklaim bahwa wilayah Kabupaten Blitar adalah bagian Kerajaan Balitung yang memiliki pusat pemerintahan di Jawa Tengah.

Berikut adalah beberapa wilayah yang sekarang termasuk dalam lingkup Kabupaten Blitar tertulis dalam prasasti-prasasti Padelegan I 1117, Panumbangan I 1120, Geneng I 1128, Talang 1136, Japun 1144, Padelegan II 1159, Mleri 1169, Jaring 1181, Semanding 1182, Palah 1197, Subhasita 1198, Mleri I 1198 dan Tuliskriyo 1202.

Baca Juga: Wisata Blitar Yang Wajib Anda Kunjungi, Minggirsari Fun Rafting

Kerajaan Singasari

Selanjutnya pada peralihan kekuasaan Kerajaan Singasari ada di beberapa prasasti yang berkaitan dengan Kabupaten Blitar sekarang, salah satunya adalah Prasasti Petung Ombo pada 1260 M.

Prasasti tersebut dikeluarkan saat pemerintahan Raja Kertanegara (1268 – 1292 M).

Peninggalan zaman Kerajaan Singasari di antaranya Patung Ganesa dari Boro dan Candi Sawentar menjadi bukti saat pemerintahan raja-raja Singasari, Kabupaten Blitar memegang peran penting.

Dengan ditemukannya prasasti itu maka bisa dibuktikan bahwa wilayah Blitar telah menjadi pusat kehidupan yang terbilang cukup penting.

Blitar sebagai pusat pemerintahan diperkirakan sejak awal pemerintahan raja-raja Majapahit.

Baca Juga: Polres dan Pemkot Blitar Adakan Program Vaksin Door To Door di Sekolah dan Rumah, Berikut Syaratnya!

Blitar Daerah Penting Bagi Majapahit

Berdasarkan peninggalan berupa bangunan suci yang ditemukan di Desa Kotes, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur diyakini sebagai penghubung sejarah awal mula adanya daerah Blitar.

Pada tubuh bangunan itu tertulis tahun 1222 Saka dan 1223 Saka atau 1300 dan 1301 Masehi (Knebel 1908:355).

Hal ini menunjukkan tahun tersebut adalah zaman di mana raja pertama Majapahit menjabat.

Selain itu terdapat Candi Kotes yang didirikan pada masa Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Raden Wijaya. Candi tersebut terletak di Suruhwadang, Blitar, Jawa Timur.

Setelah kematian Raja Raden Wijaya pada 1309, tahta kerajaan dialihkan kepada putranya, Jayanegara (1309 – 1328) menjabat sebagai raja Majapahit kedua.

Baca Juga: Warga Blitar Dihebohkan Pagebluk Keranda Terbang Berkeliaran di Malam Hari, Mba Mijan: Jangan Dibuka

Menurut Prasasti Tuhanyaru dikatakan, anugerah tanah kepada beberapa pejabat kerajaan karena mereka berjasa kepada raja, maka prasasti Blitar pun tertulis pernyataan yang sama.

Melalui prasasti itu, diketahui hubungan Raja Jayanegara dengan warga Blitar sangat istimewa.

Hal ini dibuktikan dengan para pejabat yang diberikan tanah karena kesetiaan desa Blitar kepada sang raja.

Berdasarkan kitab Negarakertagama yang ditulis Empu Prapanca dan kitab Pararaton yang tidak diketahui penulisnya, dengan singkat Negarakertagama menjelaskan masa pemerintahan itu berlangsung sekitar 1309 – 1328 M.

Baca Juga: Daftar 33 Daerah Yang Masuk PPKM Level 3 dan 4 di Jawa Timur, Termasuk Blitar

Prasasti Blitar I

Dalam kitab itu ditulis bahwa Raja Jayanegara menghadapi masa sulit karena banyaknya pemberontakan yang pada akhirnya ia harus kabur bersama pasukannya.

Setelah berhasil memadamkan pemberontakan Raja Jayanegara pun meresmikan berdirinya Swastanca Blitar bawah naungan kekuasaan Majapahit saat dipimpin Jayanegara.

Peristiwa inilah yang menjadi tonggak sejarah pentingnya Kabupaten Blitar. Dalam Prasasti Blitar I yang tertulis Blitar sebagai daerah Swatantra “Swasti sakawarsatita 1246 Srawanamasa tithi pancadasi Suklapaksa wu para wara …. (5 Agustus 1324 Masehi)”

Setelah kejadian itu, saat pemerintahan raja-raja Majapahit selanjutnya nama Blitar tertulis beberapa kali di kitab Negarakertagama.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Massal Disambut Antusias, Polres Blitar Kota Catat Jumlah Peserta Lampaui Target

Dalam kitab Negarakertagama memaparkan bahwasanya raja ke-4 Majapahit, Raja Hayam Wuruk bersama Mahapatih Gajah Mada menyambangi Blitar dan tempat lain di Jawa Timur dimulai pada 1357.

Beberapa peninggalan yang mengukuhkan bahwa Blitar menjadi daerah penting adalah berupa candi yang dibuat sekitar abad ke-XIV sampai akhir abad ke-XV.

Salah satu buktinya nyatanya yakni Candi Penataran yang konon menjadi candi negara. Sebagian besar candi itu berasal pemerintahan Jayanegara hingga Wikramawardhana (1389 – 1429).

Selain Candi Penataran yaitu Candi Gambar Wetan (1429 M), candi dipercaya menjadi peninggalan terakhir. Candi satu ini terletak di lereng Gunung.

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan lahirnya Kabupaten Blitar yakni pada 5 Agustus 1324 berdasarkan Prasasti Blitar.***

Editor: Rezky Putri Harisanti

Sumber: blitarkab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah