Layanan 5G Dapat Timbulkan Bencana pada Persawat dan Bahaya Penerbangan, Mengapa?

- 20 Januari 2022, 10:10 WIB
Layanan 5G Dapat Timbulkan Bencana pada Persawat dan Bahaya Penerbangan, Mengapa?,/ Pixabay
Layanan 5G Dapat Timbulkan Bencana pada Persawat dan Bahaya Penerbangan, Mengapa?,/ Pixabay /

 

MEDIA BLITAR – Beberapa waktu ini muncul pernyataan tentang layanan C-Band 5G yang dikatakan dapat menimbulkan masalah dan bencana pada penerbangan.

Hal tersebut dikatakan oleh sejumlah maskapai penerbangan Amerika Serikat waktu pada Senin 17 Januari 2022 dengan memberi peringatan bahwa bencana pada penerbangan akan terjadi dalam kurun waktu kurang dari 36 jam.

Baca Juga: Jaringan 5G Sudah Dapat Diakses di Indonesia? Simak Tips Mudah Akses Jaringan 5G

Pernyataan dari sejumlah maskapai penerbangan Amerika Serikat sendiri muncul usai layanan 5G diterapkan AT&T dan Verizon.

Maskapai penerbangan Amerika Serikat memberi peringatan bahwa layanan C-Band 5G yang bakal dimulai hari Rabu 19 Januari 2022 kemarin dapat membuat banyak pesawat berbadan lebar tidak bisa beroperasi.

Baca Juga: Beredar Video Diduga Pesawat Sriwijaya Air yang Jatuh, Cek Faktanya!

Tidak hanya itu, layanan 5G tersebut dapat berpotensi menelantarkan puluhan ribu orang AS di luar negeri karena menyebabkan kekacauan penerbangan.

Hal ini dilaporkan Kepala Eksekutif American Airlines, Delta Air Lines, Uni­ted Airlines, Southwest Airlines dan maskapai lainnya dalam sebuah surat yang dilaporkan oleh Reuters pada Selasa 18 Januari 2022 lalu.

"Kecuali sejumlah hub utama kami diizinkan beroperasi, sebagian besar penumpang dan pengiriman akan tidak bisa diterbangkan," jelas surat tersebut.

Baca Juga: Pria Guatemala Terancam Dipenjara karena Aksi Nyeleneh Sembunyi di Bilik Roda Pesawat American Airlines

Selain itu Badan Penerbangan Fe­deral AS (FAA) juga telah memberi peringatan terkait adanya potensi gangguan yang dapat mempengaruhi instrumen sensitif pesawat seperti altimeter

Badan Penerbangan Fe­deral AS (FAA) telah memperingatkan potensi gangguan yang dapat mempengaruhi instrumen sensitif pesawat seperti altimeter.

Oleh karenanya perwakilan maskapai menjelaskan bahwa hal tersebut akan mengakibatkan lebih dari  11.000 penerbangan dan 100.000 orang penumpang ditunda.

Baca Juga: Tidak Perlu Untuk Ganti SIM Card Terbaru! Akses Sinyal 5G Dengan Telkomsel Bisa Diakses Dengan Jaringan 4G

"Artinya, pada hari seperti kemarin, lebih dari 11.000 penerbangan dan 100.000 orang penumpang akan mengalami pembatalan, pengalihan, atau penundaan," ujar perwakilan maskapai dalam surat itu.

Maskapai tersebut mulai mempertimbangkan untuk membatalkan sejumlah penerbangan internasional dengan mulai Senin lalu.

Pihak produsen persawat Boeing pun mengatakan bahwa industri transportasi akan bersiap menghadapi terjadinya gangguan pelayanan.

“Kami yakin bisa bekerja sama dengan industri dan pemerintah untuk menemukan solusi yang secara aman memitigasi sebanyak mungkin dampak terhadap jadwal," ujar produsen pesawat Boeing pada Selasa 18 Januari 2022.

Bahkan dalam surat yang diteken oleh UPS Airlines, Alaska Air, Atlas Air, JetBlue Airways dan FedEx Express yang ditujukan ke direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Brian Deese, Menteri Transportasi Pete Buttigieg, Kepala FAA Steve Dickson, dan Ketua Komisi Komunikasi Federal (FCC) Jessica Rosenworcel, mereka mengkhawatirkan perdagangan di AS akan terhenti.

Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, Penerbangan Jambi – Jakarta Dikabarkan Terdampak

Sementara kelompok yang membuat surat tersebut, Airlines for America menolak menanggapi dan badan pemerintah juga masih belum memerikan respon dari hal tersebut.

Di sisi lain, AT&T dan Verizon telah memenangi hampir semua spektrum C-Band dalam lelang senilai 80 miliar dolar (Rp1,1 kuadriliun) tahun lalu.

AT&T dan Verizon pun telah menyepakati zona-zona netral di sekitar 50 bandara untuk mengurangi risiko gangguan pada 3 Januari 2022 lalu.

Tidak hanya itu, AT&T dan Verizon akan mengambil langkah untuk menekan potensi gangguan selama enam bulan dan telah sepakat melakukan penundaan aktivasi layanan 5G selama dua pekan untuk mencegah sementara ancaman keselamatan penerbangan

Sebelumnya penundaan aktivasi layanan 5G juga sempat ditangguhkan selama 30 hari sementara AT&T dan Verizon menolak menanggapi hal tersebut.

Baca Juga: Bali Membuka Penerbangan dari Internasional, Sandiaga Uno : Ini Negara yang Boleh Masuk

Sementara pemimpin maskapai besar dan Kepala Eksekutif Boeing, Dave Calhoun melakukan pembicaraan pada Buttigieg dan Dickson Minggu 16 Januari 2022 2022 lalu untuk mengingatkan ancaman krisis.

Pihak maskapai sebenarnya membolehkan penerapan 5G di mana saja, namun mereka meminta tidak memasangnya pada radius sekitar 3,2 km dari landasan pacu di sejumlah bandara.

"Intervensi mendesak diperlukan untuk mencegah gangguan operasional yang signifikan pada penumpang pesawat, pengiriman barang, rantai pasokan, dan kiriman pasokan medis yang diperlukan," jelas mereka.

Selain itu pihak maskapai mendesak agar menara untuk layanan 5G tidak terlalu dekat ke landasan pacu atau sampai FAA agar tidak membahayakan penerbangan.***

Editor: Annisa Aprilya Putri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah