Khofifah Ungkap 22 Wilayah di Jawa Timur Rawan Bencana Hidrometeorologi, Daerah Mana Saja?

30 Oktober 2020, 15:47 WIB
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. /RRI

MEDIA BLITAR – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa meminta masyarakat mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor menjelang puncak musim hujan pada November 2020 hingga Maret 2021.

“Sedikitnya terdapat 22 kabupaten/kota yang berstatus rawan bencana hidrometeorologi,” tutur Khofifah di Surabaya, dilansir dari Antara, Jumat 30 Oktober 2020.

Daerah tersebut merupakan kawasan rawan banjir umumnya didominasi oleh luapan sungai di sekitarnya, seperti Sungai Bengawan Solo yang luapannya bisa membanjiri wilayah Bojonegoro, Magetan, Madiun, Lamongan, Gresik, Ngawi, dan Tuban.

Baca Juga: Cara Mengecek Pengumuman Kelulusan Hasil CPNS 2019, Berikut Tahapan yang Harus Dijalani Bila Lolos

Baca Juga: Indonesia Diprediksi Alami Bencara Hidrometeorologi, Berikut Tiga Arahan Presiden Jokowi

Kemudian potensi banjir akibat luapan sungai Berantas, yaitu Malang Raya, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Probolinggo, Surabaya, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi, dan Jember.

Sementara itu di Pasuruan, banjir berpotensi diakibatkan oleh luapan sungai Welang. Demikian juga di Madura, beberapa daerah biasa terdampak luapan Sungai Kemuning.

Bencana hidrometeorologi yang lain adalah longsor, yaitu harus diwaspadai wilayah Jombang, Ponorogo, Kediri, Banyuwangi, Jember, Lumjang, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Batu, dan Pacitan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Pimpin Ratas Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Bagaimana Mengurangi Resikonya?

Baca Juga: Bolehkah Puasa Ayyamul Bidh Dilakukan Sebagian Saja? Berikut Penjelasan dan Niat Puasanya

“Daerah tersebut terdapat pegunungan dan bukit yang berpotensi longsor saat musim hujan,” ujar Khofifah.

Gubernur Jatim tersebut sudah meminta instansi bidang kebencanaan masing-masing BMKG, BPBD, Dinas Perhubungan, PU Cipta Karya, Binamarga, dan Dinas Sosial untuk merinci mitigasi menyusul adanya potensi bencana akibat La Nina.

Khofifah menyatakan bahwa seluruh instansi terkait kebencanaan harus melakukan upaya mitigasi bersama mulai dari hulu hingga hilir.

Baca Juga: Kunjungan ke Blitar, Khofifah Ajak Dukung Ekonomi Kreatif Hingga Jaga Persatuan dan Kesatuan

Baca Juga: Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Wafat, Khofifah Ungkapkan Bela Sungkawa

Selain itu Khofifah juga menginstruksikan kepada jajarannya untuk mulai menghitung seluruh potensi dampak yang ditimbulkan terhadap sektor sosial, ekonomi, dan kehidupan masyarakat, baik tempat evakuasi, dampak sosial dan ekonomi, seperti pertanian, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.

“Kalau bisa mendetailkan koordinasi secara operasional akan bagus dalam melangkah menangani kesiapsiagaan bencana. Kami tidak ingin terlambat merenspon adanya fenomena La Nina,” tuturnya.***

 

Editor: Rezky Putri Harisanti

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler