Waspada Ancaman Bencana Hidrometerologi! Simak Arahan BNPB Berikut Ini

- 2 November 2020, 15:30 WIB
Ilustrasi bencana hidrometeorologi, hujan petir.
Ilustrasi bencana hidrometeorologi, hujan petir. /Pexel

MEDIA BLITAR - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap ancaman bahaya hidrometeorologi.

Musim penghujan tahun 2020 di Indonesia sudah terjadi sejak awal bulan Oktober, beberapa wilayah Indonesia tengah mengalami hujan bahkan dengan intensitas yang tinggi.

Memasuki musim hujan, fenomena La Nina dapat berdampak buruk pada curah hujan yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.

Baca Juga: Khofifah Ungkap 22 Wilayah di Jawa Timur Rawan Bencana Hidrometeorologi, Daerah Mana Saja?

Baca Juga: Budi Karya Sumadi: Sejumlah Upaya Sudah Dilakukan Untuk Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

Menyikapi potensi bahaya hidrometeorologi, Kepala BNPB Doni Monardo mengimbau masyarakat untuk waspada dan siap siaga.

Ia mengingatkan warga yang rumahnya berada di kemiringan lebih dari 30 derajat atau rawan longsor untuk lebih berhati-hati. Salah satu pemicu yang patut diwaspadai apabila terjadi curah hujan lebat dengan durasi lama.

“Ikuti terus info BMKG,” ujar Doni yang juga Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, dilansir dari keterangan resmi BNPB, Senin 2 November 2020.

Baca Juga: Indonesia Diprediksi Alami Bencara Hidrometeorologi, Berikut Tiga Arahan Presiden Jokowi

Baca Juga: Presiden Jokowi Pimpin Ratas Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Bagaimana Mengurangi Resikonya?

Ia juga meminta warga untuk mengantisipasi pohon yang mudah tumbang atau patah batangnya sehingga jangan berada di bawah pohon.

“Serta waspadai tiang listrik yang korsleting dan roboh tertimpa pohon,” tambahnya.

Di saat hujan lebat yang disertai angin kencang, warga harus waspada apabila memilih tempat untuk berlindung. Hindari pohon atau pun papan baliho yang setiap saat dapat berpotensi roboh.

Awal September 2020 lalu, BNPB telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi, kabupaten dan kota untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi, salah satunya dengan melakukan koordinasi multipihak di setiap wilayah administrasi.

Baca Juga: Bencana Banjir Bandang Menerjang Sukabumi, Akibatkan Dua Warga Cicurug Hanyut

Baca Juga: Tetap Waspada! Gunung Sinabung Kembali Erupsi, Kini Luncurkan Awan Panas 2.500 Meter

Masyarakat harus selalu memperbarui informasi perkiraan cuaca yang bersumber dari pihak berwenang. Masyarakat dapat mengetahui prediksi cuaca dengan mengakses melalui website BMKG. Pasalnya BMKG memberikan perkiraan cuaca terkini dan perkiraan beberapa hari ke depan.

Masyarakat juga dapat memantu prakiraan cuaca harian hingga ke tingkat kecamatan melalui aplikasi BMKG sehingga dapat mempersiapkan atau mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi.

Selain itu, masyarakat dapat juga memberikan informasi terkait dengan kondisi terkini sehingga membantu otoritas setempat untuk penanganan darurat.

Baca Juga: Banjir Bandang di Masamba dan Radda, Kembali Menelan Banyak Korban Jiwa

Baca Juga: Banjir Bandang di Kabupaten Sukabumi Terjang Empat Desa, BPBD Sebut Sedikitnya 97 Rumah Terdampak

Melalui PetaBencana.id, masyarakat dapat mengirimkan konten informasi melalui media sosial yang kemudian terjadi pada dashboard tersebut setelah terverifikasi.

Sementara itu, data BNPB dari awal Januari hingga 31 Oktober 2020, bencana hidrometeorologi masih mendominasi kejadian bencana di Tanah Air. Hingga akhir Oktober 2020, total bencana alam berjumlah 2.401 kejadian.

Jenis kejadian bencana alam tertinggi yakni banjir dengan 865 kejadian, sedangkan kejadian lainnya puting beliung 690, tanah longsor 447, kebakaran hutan dan lahan 321 gelombang pasang atau abrasi 29, kekeringan 29, gempa bumi 5, dan letusan gunung api 5.

Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Erupsi Dua Kali, Masyarakat Dihimbau Tetap Tenang

Baca Juga: Waspada! Gunung Sinabung Luncurkan Awan Panas ke Arah Timur dan Tenggara

Dari sejumlah kejadian tersebut, jumlah korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi mencapai 319 jiwa meninggal dunia, dengan rincian banjir 205 jiwa, tanah longsor 101 dan puting beliung 13, sedangkan 25 jiwa dinyatakan hilang.***

Editor: Rezky Putri Harisanti

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x