Aturan Kemendag Soal Larangan Penjualan Minyak Goreng Curah Dituding Sengsarakan Rakyat Kecil Buat Merana UMKM

- 27 November 2021, 08:04 WIB
Aturan Kemendag Soal Larangan Penjualan Minyak Goreng Curah Dituding Sengsarakan Rakyat Kecil Buat Merana UMKM
Aturan Kemendag Soal Larangan Penjualan Minyak Goreng Curah Dituding Sengsarakan Rakyat Kecil Buat Merana UMKM //Pixabay/Peggy Marco/

MEDIA BLITAR – Kementerian Perdagangan (Kemendag) membuat aturan baru soal larangan penjualan minyak goreng curah. Peraturan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 36 Tahun 2020 tentang Minyak Goreng Sawit Wajib Kemasan.

Menilik soal masalah kebijakan aturan mengenai larangan penjualan minyak goreng curah, Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI Ahmad Muzani menilai akibat kebijakan pelarangan dari Kementerian Perdagangan ini akan memberatkan para pedagang sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Baca Juga: Jadi Berkah Tersendiri! Turnamen WSBK Sulap Kawasan Sirkuit Mandalika Jadi Ajang Promosi Lapak 100 UMKM

 “Fraksi Gerindra DPR RI meminta agar pemerintah meninjau ulang atau mencabut peraturan tersebut, karena akan memberatkan bagi keluarga yang pendapatannya pas-pasan, pedagang kecil, dan UMKM yang baru saja bangkit secara bertahap dari krisis yang disebabkan pandemi COVID-19,” ujar Muzani dilansir dari Antara oleh MEDIA BLITAR, Jumat 26 November 2021.

Muzani menerangkan bahwa sektor ekonomi kerakyatan seperti pedagang gorengan, warteg, warung padang, pecel ayam, pecel lele merupakan pengguna minyak goreng curah sebagai basis produksinya.

Baca Juga: Kembali cair, BPUM UMKM tahap 3 BRI dan BNI, Simak Syarat dan Cara Cek KTP Melalui E Form BRI dan Banpresbpum

Sekjen DPP Partai Gerindra itu menilai kebijakan larangan penjualan minyak goreng curah tidak sejalan dengan semangat pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.

Selain itu menurut dia, kebijakan tersebut tidak sejalan dengan langkah pemerintah yang ingin memberdayakan dan memperkuat UMKM dan meningkatkan daya beli masyarakat.

"Di satu sisi ada 'political will', tapi di sisi lain ada kebijakan yang justru membebani biaya dan beban baru bagi UMKM, seperti 'Yoyo'," katanya.

Baca Juga: BRI Semakin Sehat dan Kuat Karena Kinerja Hingga Kuartal III Yang Meroket, Dan Kredit UMKM Tumbuh 12,50 Persen

Menurut dia, larangan penjualan minyak goreng curah akan menjadi masalah tersendiri bagi peningkatan kesejahteraan rakyat karena selama ini telah menjadi komoditas utama yang digunakan para UMKM, termasuk rumah tangga.

“Pelarangan ini akan menyebabkan beban produksi yang meningkat akibat pengalihan dari minyak goreng curah ke minyak goreng kemasan yang harganya lebih mahal dari minyak goreng curah. Selisih harga sekitar Rp5 ribu per-liter, ini akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat," ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah akan melarang peredaran minyak goreng curah ke pasar per-tanggal 1 Januari 2022 melalui Permendag) Nomor 36 Tahun 2020 tentang Minyak Goreng Sawit Wajib Kemasan. Kebijakan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya lonjakan harga di komoditas minyak goreng.

Baca Juga: Kebakaran Tangki Kilang Minyak Cilacap, Upaya Evakuasi Warga Dilakukan

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan larangan tersebut karena harga minyak goreng sangat bergantung pada Crude Palm Oil (CPO).

Dia menilai ketika CPO naik, maka akan mempengaruhi naiknya harga minyak goreng curah yang beredar di pasar sehingga untuk mengantisipasi hal itu, maka pemerintah memutuskan untuk melarang penjualan minyak goreng curah dan wajib menggunakan minyak goreng kemasan.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah