MEDIA BLITAR – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan bahwa Indonesia kini sedang mencoba untuk membuat komitmen menurunkan tingkat emisi yang ditargetkan pada 2030 atau lebih cepat.
Untuk mewujudkannya Luhut mengatakan pemerintah sedang mencoba membuat gebrakan anyar penggunaan electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik, khususnya kendaraan motor secara menyeluruh pada tahun 2060.
Selain bermanfaat menekan emisi, peningkatan permintaan global terhadap kendaraan listrik juga akan meningkatkan permintaan nikel.
Pada 2020, permintaan nikel primer global diperkirakan sekitar 2.250kt Ni. Sektor baterai diperkirakan akan menjadi penentu paling signifikan dari pertumbuhan permintaan nikel pada masa mendatang.
Luhut Pandjaitan kemudian menyebut Indonesia diperkirakan membutuhkan kapasitas baterai mencapai 9,8-11,9 GWh pada 2029-2030.
Baca Juga: Tantang Luhut Binsar Panjaitan dan Prabowo untuk Di-Roasting, Kiky Saputri: Berani Ngga Di-Roasting?
Luhut juga menyampaikan Indonesia berpotensi menjadi global supply chain hub untuk EV karena memiliki potensi mineral yang besar.
Nikel, bauksit, dan tembaga adalah mineral kunci untuk pengembangan EV di Indonesia.