Network
MEDIA BLITAR – Bahan Bakar Minyak (BBM) kini menjadi perbincangan warga kota Sorong, terkait informasi kelangkaan BBM hingga harga Pertalite yang dinaikkan tidak wajar.
Terkait informasi yang beredar di media sosial itu, PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial and Trading Regional Papua Maluku, meminta masyarakat kota Sorong dan sekitarnya, agar jangan mempercayai informasi tersebut.
Baca Juga: BRI Fasilitasi Penyaluran Pinjaman Kepada Pertamina Grup, Untuk Dorong Kemajuan Industri Oil dan Gas
Beredarnya informasi yang salah itu, membuat panik warga kota Sorong dan berdampak munculnya kekhawatiran massal yang berujung pada antrian panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di kota Sorong dan sekitarnya.
Seperti dirangkum MediaBlitar.com dari artikel ANTARA, Menurut Area Manager Communication Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial and Trading Regional Papua Maluku, Edi Mangun di Sorong mengatakan bahwa kekhawatiran masyarakat pelanggan Pertamina ini dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dengan menjual BBM jenis Pertalite dengan harga yang jauh di atas harga kewajaran yang ada di SPBU.
Baca Juga: Perbedaan Arti dari SPBU Pertamina dengan Berbagai Warna Merah, Biru dan Hijau, Begini Penjelasannya
Dia mengatakan, hal ini terbukti dengan penangkapan yang dilakukan oleh Pihak Polresta Sorong terhadap oknum yang membeli BBM di SPBU dan kemudian menjual BBM dengan harga sangat tinggi.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa stok BBM di fuel Terminal Sorong masih tersedia dan dapat dipastikan masih bertahan antara 4 hingga 5 hari kedepannya, serta sesuai dengan jadwal direncanakan pada tanggal 8 November 2021 kapal pengangkut BBM akan dibongkar muatan.
“Menyikapi informasi yang beredar tentang kelangkaan BBM, dengan ini kami nyatakan itu merupakan berita bohong dan masyarakat telah termakan berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sehingga berbondong-bondong mengantre BBM. Perlu kami tegaskan, bahwa stok BBM di fuel Terminal Pertamina sorong itu masih aman bahkan hingga 4 atau 5 hari ke depan,” katanya, seperti dikutip dari artikel ANTARA pada Senin, 8 November 2021.
