Update! Pengungsi Gunung Merapi di Area Magelang Terus Bertambah

22 November 2020, 22:07 WIB
Foto tempat pengungsian gunung Merapi /bnpb.go.id

 

MEDIA BLITAR - Status Gunung Merapi telah dinaikkan menjadi Level III atau Siaga oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) sejak Kamis 5 November 2020.

Dilansir dari bnpb.go.id 22 November 2020, Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang melaporkan sebanyak 817 warga yang tinggal di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III telah diungsikan ke 9 titik pengungsian. Jumlah pengungsi tersebut mengalami peningkatan sebanyak 210 orang terhitung sejak dua pekan lalu.

Baca Juga: KABAR GEMBIRA! Kemensos Akan Validasi Ulang Data Penerima Bansos Tunai BST Rp200-600 Ribu Per KK

Pengungsi sebanyak 118 warga dari Desa Krinjijng telah diungsikan ke Balai Desa Deyangan Kecamatan Mertoyudan. Sedangkan sebanyak 115 warga dari Desa Ngargomulyo mengungsi di Gedung NU Ketaron, Gedung Futsal Tejowarno, Gedung PPP Prumpung dan PAY Muhammadiyah yang terletak di Desa Tamanagung Kecamatan Muntilan.

Selanjutnya sebanyak 110 warga dari Desa Keningar telah mengungsi ke SDN 1 Ngrajek dan kediaman Kepala Desa di Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid. Lalu 476 warga Desa Paten mengungsi di Desa Banyurojo dan Mertoyudan di Kecamatan Mertoyudan.

Baca Juga: Jual Voucher 12x Lebih Banyak Selama 11.11, ShopeePay Berdayakan Bisnis Masyarakat

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Tahap 3 Sudah Cair

Dari data jumlah pengungsi yang dihimpun terdapat 279 laki-laki, 538 perempuan, ibu hamil sebanyak 13 orang, ibu menyusui 33 orang, lansia laki-laki 46 orang, lansia perempuan 122 orang, balita laki-laki 81 orang, balita perempuan 70 orang, anak laki-laki 57 orang, anak perempuan 61 orang, difabel laki-laki 7 orang, difabel perempuan 12 orang, warga yang sakit/rentan ada 2 orang laki-laki dan 7 perempuan serta pendamping dewasa ada 86 laki-laki dan 220 perempuan.

Edy Susanto selaku Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Magelang menyebutkan bahwa warga Desa Keningar memilih ikut mengungsi meskipun wilayahnya berada di luar KRB III karena merasa takut dan trauma akibat kejadian erupsi 2010.

Baca Juga: Cara Lapor Bagi Yang Belum Dapat BSU BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Tahap 3

"Desa Keningar di luar rekomendasi prakiraan bahaya BPPTKG namun atas dasar rasa takut dan trauma akibat kejadian erupsi 2010, maka Pemerintah Desa setempat memfasilitasi evakuasi pengungsian,” jelas Kalak BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto melalui pesan tertulis.

Di sisi lain terdapat dua warga pengungsi berasal dari Desa Ngargomulyo yang memilih pulang ke tempat saudaranya karena ada keperluan lain berdasar data pengungsi Sabtu 20 November 2020 pukul 18.00 WIB.

Baca Juga: Kurangi Dampak Covid-19, Kemensos Perpanjang Program BST Hingga 2021

Pihak BPBD Kabupaten Magelang mendapatkan bantuan dari instansi terkait yang telah mendirikan dapur umum di setiap titik lokasi pengungsian dan menyiapkan kebutuhan makanan mulai pukul 04.00 WIB untuk memenuhi kebutuhan makanan para petugas dan warga yang mengungsi.

Untuk masalah air bersih, BPBD Kabupaten Magelang mendistribusikannya untuk setiap lokasi pengungsian pada pukul 06.00 hingga 08.00 WIB.

Baca Juga: Buntut Panjang Kerumunan di Megamendung, Polda Jabar: Rizieq Shihab akan Dipanggil untuk Klarifikasi

Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Muslimat (IKGTKM) Mertoyudan dan Forum Anak Kabupaten Magelang juga melakukan kegiatan trauma healing juga dilakukan secara berkala di setiap titik pengungsian. Kegiatan itu bertujuan supaya anak-anak tidak mngalami stress dan takut ketika berada di pengungsian.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler