MEDIA BLITAR – Kamis, 29 Oktober 2020 Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara meluncurkan awan panas sejauh 2.000 meter ke arah timur dan tenggara.
Armen Putra, Kepala Pos Pantau Gunung Api Sinabung mengatakan bahwa letusan Gunung Sinabung pada Kamis pagi memuntahkan awan dengan tinggi kolom abu yang mencapai 1.500 meter.
“Terjadi APG (awan panas guguran) pada 29 Oktober 2020 sekitar pukul 07.52 WIB dengan jarak luncur 2.000 meter ke arah timur tenggara dan tinggi kolom abu 1.500 meter,” ujar Armen Putra, dikutip Media Blitar dari Antara, Kamis 29 Oktober 2020.
Baca Juga: PBNU Ajak Muslimat NU Bersikap Profesional dan Tidak Kaku
Baca Juga: Mengajak Bona Pascal Berkolaborasi, Andi Rianto: Saya Senang Berkolaborasi dengan Para Musisi Muda
Armen memberikan imbauan kepada warga agar tidak masuk ke dalam zona merah Gunung Sinabung karena aktivitas Gunung Sinabung masih sangat tinggi.
Imbauan tersebut juga diberikan karena sewaktu-waktu juga bisa terjadi letusan Gunung Sinabung karena masih berstatus siaga.
Pada kesempatan tersebut, Armen juga meminta warga menjauhi zona merah sejauh radius 5 km ke arah timur dan tenggara, serta 4 km ke arah timur dan utara dari Puncak Gunung Sinabung.
Baca Juga: Libur Panjang Oktober 2020, Tes Covid-19 Digelar di Tempat Wisata Lembang
Baca Juga: Sinopsis Film The Longest Yard, Aksi Kocak Adam Sandler dan Para Tahanan yang Membuat Tim Football
“Saat ini Gunung Sinabung masih dalam status siaga, masih berpotensi terjadi erupsi dan awan panas,” kata Armen.
Tak hanya itu saja, masyarakat diminta tidak mendatangi beberapa tempat wisata yang berada di zona merah akibat letusan Gunung Sinabung selama libur panjang yang berlangsung sejak 28 Oktober hingga 1 November 2020.
“Untuk destinasi wisata yang dilarang dimasuki adalah Lau Kawar,” ujar Armen.
Baca Juga: Mau Daftar BPUM UMKM Rp2,4 Juta? Cek Dulu di EForm BRI Siapa Tahu Kamu Sudah Terdaftar
Baca Juga: Panduan Lengkap! Cara Mendapatkan Bansos BST Rp500 Ribu Per KK
“Karena lokasinya kan berada di kaki Gunung Sinabung, jadi wilayah tersebut masuk dalam zona berbahaya,” jelasnya.***