Menko Luhut Menjadikan Aplikasi PeduliLindungi Sebagai Alat Pembayaran, Begini Penjelasannya

28 September 2021, 10:38 WIB
Menko Luhut Menjadikan Aplikasi PeduliLindungi Sebagai Alat Pembayaran, Begini Penjelasannya /ANTARA/Feny Selly

MEDIA BLITAR – Menko Luhut Binsar Pandjaitan yang berniat akan menjadikan aplikasi PeduliLindungi menjadi alat pembayaran digital, karena Indonesia telah berhasil menggarap QRIS yang dibuat oleh Bank Indonesia.

Menurutnya yang menjelaskan aplikasi PeduliLindungi, sebagai sistem pembayaran bisa meningkatkan inklusi keuangan digital guna memperluas pasar produk-produk lokal, seperti UMKM.

Namun, bila hal tersebut terlaksana, para peneliti ekonomi senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy, menjelaskan bahwa aplikasi PeduliLindungi akan meraih keuntungan terbesarnya.

Baca Juga: MULAI OKTOBER! Naik Persawat dan Kereta Api Tidak Perlu Gunakan Aplikasi Pedulilindungi Lagi

Pada pasalnya penggunaan metode pembayaran nontunai, akan terus meningkat kedepannya. Jadi, penggunaan mata uang digital pembayaran non-cash akan semakin banyak diminati oleh kebanyakan orang.

“Potensinya cukup luas karena Indonesia diproyeksikan sebagai salah satu negara ekonomi digital terbesar dalam beberapa tahun ke depan. Jadi, penggunaan mata uang digital pembayaran non-cash akan semakin banyak diminati oleh masyarakat,” katanya, seperti dikutip dari artikel ANTARA, pada 26 September 2021.

Selain itu juga pembayaran nontunai akan menjadi tren di tengah pandemi, karena bisa menghindarkan pembayaran secara tunai untukl mencegah penyebaran virus tersebut.

Baca Juga: 3 Syarat Menonton Bioskop Untuk Masyarakat Beserta Penjelasan Kategori Warna Aplikasi PeduliLindungi

“Data terakhir menunjukkan nilai transaksi menunjukkan nilai transaksi pembayaran non-cash itu mencapai sekitar Rp160 triliun pada 2020, sementara volume transaksinya mencapai 12 miliar. Jadi, memang kenaikannya itu cukup signifikan,” ucapnya lagi.

Dengan adanya hal tersebut, ia menilai wajar jika Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan ingin menjadikan PeduliLindungi sebagai alat pembayaran digital, namun ia juga menyarankan agar pemerintah lebih dulu memperbaiki masalah keamanan data.

Sementara itu, dalam setahun terakhir ada beberapa data-data masyarakat Indonesia berhasil tembus di pihak tidak bertanggung jawab, termasuk aplikasi PeduliLindungi.

“Ada beberapa kelompok masyarakat yang belum memahami secara utuh terkait pembayaran non-cash dan risiko yang ada di baliknya. Jadi, menurut saya memang risiko dan masalah keamanan data ini masih harus dibenahi,” tuturnya kembali.

Baca Juga: Apa Itu Warna Hijau, Oranye, Merah dan Hitam di Aplikasi PeduliLindungi, Usai Scan QR Code

Menurutnya penggunaan aplikasi PeduliLindungi sebagai alat pembayaran digital tidak akan mempengaruhi minat masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 dan kebanyakan orang akan lebih terdorong melakukan vaksinasi jika diberikan insentif.

“Memang agak sedikit  ya hubungannya antara memasukkan layanan pembayaran digital dengan minat vaksinasi masyarakat. Yang tidak kalah penting bagaimana distribusi vaksin karena bisa saja kesediaan masyarakat untuk vaksinasi itu tinggi tapi terganjal distribusi,” kata Yusuf.***

Editor: Farra Fadila

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler