MEDIA BLITAR - Tepat sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Panitia Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia (PPKI) mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia serta melantik Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
18 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah untuk bangsa Indonesia karena pada hari itu Soekarno dan Mohammad Hatta dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Pertama Indonesia.
Baca Juga: Perbedaan Bunyi Isi Teks Proklamasi yang Ditulis Soekarno dan Diketik Sayuti Melik
Pemilihan tersebut dilakukan secara aklamasi atas usul Otto Iskandardinata. Menurut KBBI aklamasi adalah pernyataan setuju secara lisan dari seluruh peserta rapat dan sebagainya terhadap suatu usul tanpa melalui pemungutan suara.
Terpilihnya pasangan Soekarno dan Mohammad Hatta menjadi presiden memiliki banyak faktor.
Pasalnya keduanya dianggap sangat berjasa terhadap Indonesia, keduanya sangat aktif dalam merumuskan, menyusun, serta mendeklarasikan proklamasi Bangsa Indonesia.
Selain sebagai tokoh proklamasi, Soekarno dan Mohammad Hatta juga pernah menjadi tokoh pergerakan nasional sekaligus pejuang saat melawan penjajah.
Baca Juga: Inilah Sosok 9 Istri Presiden Soekarno dan Kisah Perjalanan Cintanya. Bagian 2
Bahkan Soekarno pernah diasingkan di beberapa daerah seperti Flores dan Bengkulu.
Faktor lain penunjukkan Soekarno juga tak terlepas dari sifat idealisme dan komitmen kuatnya terhadap nasionalisme dan persatuan bangsa.
Maka dari itu, tak ayal keduanya bisa dipercayai sebagai presiden pertama di Indonesia.
Sedangkan Mohammad Hatta dianggap sebagai orang dengan intelektual yang kuat dan handal. Bung Hatta adalah juga ahli ekonomi, ahli ilmu Negara, ahli ilmu politik, sebagai ilmuwan dan intelektual sejati yang aktif menulis di berbagai media.
Baca Juga: Langka, Foto Bersejarah Presiden Soekarno Saat Bacakan Pidato Terbentuknya PPKI
Terlebih lagi soal hak-hak asasi manusia dan pendidikan. Bung Hatta sangat berjasa mengembangkan bidang pendidikan.
Sepulang dari negeri Belanda, Bung Hatta memberikan kursus untuk para kader Pendidikan Nasional Indonesia (PNI) baru.
Mohammad Hatta disebut sebagai tokoh pergerakan nasional oleh sekretaris pribadi Bung Hatta yaitu Widjaja (1988).
Dengan segala perjuangannya tersebut peran keduanya sangatlah besar bagi kemerdekaan Bangsa Indonesia hingga tak heran keduanya diperayai menandatangani teks proklamasi dan orang yang tepat untuk memimpin negara.***