MEDIA BLITAR – Antek-antek Rusia kini telah memberlakukan larangan untuk media mewartakan tentang Presiden Ukraina. Lantas apa yang sebenarnya terjadi?
Badan pengawas komunikasi Rusia Roskomnadzor pada Minggu 27 Maret 2022 meminta media setempat untuk tidak menyiarkan wawancara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Badan itu juga mengatakan telah memulai penyelidikan terhadap media-media yang telah mewawancarai pemimpin Ukraina tersebut.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Terapi Mutakhir Kombinasi Resep untuk Kanker Kepala dan Leher, Ini Bahan-bahannya
Lewat pernyataan singkat di media sosial dan situs resmi, Roskomnadzor mengatakan sejumlah media Rusia telah mewawancarai Zelenskyy.
“Roskomnadzor memperingatkan media Rusia tentang pentingnya menahan diri untuk tidak merilis wawancara ini,” kata badan itu tanpa menyebut alasan di balik peringatan tersebut.
Jaksa Rusia menuturkan akan membuat pendapat hukum atas pernyataan-pernyataan yang dilontarkan saat wawancara dan atas legalitas publikasi wawancara.
Zelenskyy sebelumnya berbicara di sejumlah media penyiaran Rusia.
Sementara itu, kini kondisi di Ukraina semakin parah. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy keluhkan pengeboman Rusia yang tak kunjung usai tapi bantuan dunia semakin menipis.
Jumlah bantuan kemanusiaan yang tiba di Ukraina mulai berkurang bahkan ketika pengeboman oleh Rusia terus-menerus menunjukkan peningkatan, kata Wakil Menteri Kesehatan Ukraina Oleksii Iaremenko pada Minggu 27 Maret 2022.
Saat berbicara di gudang kargo dekat bandara Chopin, Warsawa, Polandia, selama pengiriman peralatan medis yang difasilitasi oleh badan amal Direct Relief, Iaremenko mengatakan dia berterima kasih kepada komunitas internasional atas bantuan yang diberikan sejauh ini.
Pengiriman bantuan untuk Ukraina mencakup berbagai barang, mulai dari tempat tidur besi, kain kasa, hingga inhaler asma dan konsentrator oksigen.
Namun, Iaremenko mengatakan bantuan lebih banyak sangat dibutuhkan, dan dia menyerukan kepada organisasi lain untuk mengirim bantuan.
“Selama pekan lalu kami melihat bahwa tingkat bantuan kemanusiaan sedikit menurun. Kami berharap akan ada jeda untuk menemukan sumber daya baru dan karena agresi Rusia meningkat dan mereka mengebom warga sipil,” kata Iaremenko kepada Reuters.
“Yang kami minta, kalau Anda bisa membantu, tolong bantu sekarang juga. Jangan menunggu berminggu-minggu dan berbulan-bulan, karena kami membutuhkan dukungan sekarang,” ujar dia.
Konflik di Ukraina telah menyebabkan krisis kemanusiaan dan mengungsikan sekitar 10 juta orang atau hampir seperempat dari populasi negara itu, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Moskow mengatakan sedang menggelar ‘operasi militer khusus’ untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, dan menyangkal mengincar warga sipil.
Ukraina dan negara-negara sekutunya di Barat menyebut tindakan Rusia itu sebagai invasi tak berdasar***