Peneliti China Usulkan Pembelokkan Asteroid dengan Hantaman Roket

- 7 Juli 2021, 13:51 WIB
Peneliti China Usulkan Pembelokkan Asteroid ‘Armageddon’ dengan Roket.*
Peneliti China Usulkan Pembelokkan Asteroid ‘Armageddon’ dengan Roket.* /pixabay/urikyo33/

MEDIA BLITAR - Peneliti China ingin mengirimkan lebih dari 20 roket terbesarnya untuk berlatih membelokkan asteroid yang cukup besar. Hal ini dinilai menjadi teknik penting, jika sejumlah batuan luar angkasa berada di jalur tabrakan dengan Bumi.

Ide ini menjadi lebih dari fiksi ilmiah. Sementara di pada akhir 2021 hingga awal 2022, Amerika Serikat akan meluncurkan pesawat ruang angkasa robotik untuk mencegat dua asteroid yang relatif dekat dengan Bumi.

Ketika tiba setahun kemudian, pesawat ruang angkasa NASA akan mendarat di bagian yang lebih kecil dari dua badan berbatu untuk melihat seberapa banyak perubahan lintasan asteroid. Ini akan menjadi percobaan pertama umat manusia untuk mengubah arah benda langit.

Baca Juga: Posisi Jatuhnya Roket China Sudah Lewati Indonesia, Netizen: Semoga di Wilayah Gak Berpenghuni

Sementara itu, di Pusat Sains Luar Angkasa Nasional China, para peneliti menemukan tentang simulasi, yang menunjukkan bahwa 23 roket Long March 5 yang menghantam secara bersamaan, dinilai mampu membelokkan asteroid besar dari jalur aslinya dengan jarak 1,4 kali radius Bumi.

Perhitungan mereka ini, didasarkan pada asteroid bernama Bennu, yang mengorbit matahari, yang lebarnya setinggi Empire State Building. Di mana, masuk dalam kelas batuan yang berpotensi menyebabkan kerusakan regional atau kontinental. Selain itu, asteroid yang membentang lebih dari 1 km, akan memiliki konsekuensi global.

Pusat sains mengutip dari sebuah studi yang baru-baru ini diterbitkan di Icarus, sebuah jurnal tentang ilmu planet, menyampaikan bahwa roket Long March 5 adalah kunci ambisi luar angkasa jangka pendek China.

Baca Juga: Diperkirakan Telah Masuk Atmosfer Bumi, Puing-puing Roket China Long March 5B Jatuh di Selandia Hindia

Menindaklanjuti hal ini, mulai dilakukan langkah awal, dengan mengirimkan modul stasiun luar angkasa hingga meluncurkan wahana ke Bulan dan Mars. 

Dan, China telah berhasil meluncurkan enam roket Long March 5 sejak 2016, dengan yang terakhir menyebabkan beberapa masalah keamanan karena sisa-sisanya masuk kembali ke atmosfer pada bulan Mei lalu, dan menghebohkan dunia.

"Dengan meningkatkan massa yang menghantam asteroid, fisika sederhana akan memastikan efek yang jauh lebih besar," kata Fitzsimmons kepada Reuters, meskipun operasi sebenarnya dari misi semacam itu, perlu dipelajari secara lebih terperinci lagi.

Baca Juga: Capai Usia Ke-100 Tahun Partai Komunis, Xi Jinping Akan Perkuat Pertahanan Militer China

Bak menanggapi gagasan pembelokan asteroid ini, turut mendapatkan sorotan Profesor Gareth Collins di Imperial College London, yang menyampaikan bahwa, perkiraan saat ini, yang menunjukkan kira-kira ada 1% kemungkinan asteroid selebar 100 meter akan menabrak Bumi dalam 100 tahun ke depan.

"Sesuatu seukuran Bennu bertabrakan sekitar 10 kali lebih kecil kemungkinannya," kata Collins.

Sementara itu, para ilmuwan mengngkapkan bahwa, mengubah jalur asteroid menghadirkan risiko yang lebih rendah daripada meledakkan batu dengan bahan peledak nuklir.

***

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah