Network
MEDIA BLITAR – Kabar tentang jatuhnya roket China bernama Long March 5B yang beresiko jatuh tanpa kendali, semakin mendapatkan perhatian dunia.
Seperti yang diwartakan Seputar Tangsel, jika pusat pelacakan Eropa dan Amerika Serikat menyampaikan prediksinya, jika roket tersebut akan jatuh pada Minggu, 9 Mei 2021.
Sebelumnya disampaikan pihak China, melalui Kementerian Luar Negeri China yang menjelaskan jika puing-puing roket tersebut, tidak memiliki potensi menimbulkan kehancuran.
Hal ini disebabkan karena, sebagian besar puing-puing roket akan terbakar ketika memasuki bumi.
Baca Juga: Posisi Jatuhnya Roket China Sudah Lewati Indonesia, Netizen: Semoga di Wilayah Gak Berpenghuni
Pernyataan tersebut disampaikan pihak China untuk menjawab kekhawatiran Amerika Serikat terhadap potensi jatuh tak terkendali dari roket Long March 5B, ketika kembali ke bumi.
Sedangkan menurut ahli astrofisika dari Harvard, yaitu Jonathan McDowell, menyampaikan jika ada potensi untuk potongan-potongan roket yang jatuh di sarat atau kawasan berpenduduk, seperti halnya peristiwa yang terjadi pada Mei 2020.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, meski Amerika Serikat turut prihatin tentang kemungkinan adanya kerusakan yang terjadi pada jatuhnya roket China ini, pihak Amerika Serikat tidak memiliki rencana untuk melakukan penembakan.
Baca Juga: Polisi Israel Tembaki Jamaah Tarawih di Palestina, Mau Bubarkan Salat Hingga Lukai 200 Orang
"Kami tidak berencana untuk berusaha menembak jatuh roket itu. Kami berharap roket itu akan mendarat di tempat yang tidak akan membahayakan siapa pun, mudah-mudahan di laut atau di tempat yang semestinya," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
