Kian Panas, Taiwan Kecam China atas Ancaman Pakta Perdagangan Pasifik

24 September 2021, 11:23 WIB
Ilustrasi bendera Taiwan /leanncaptures/

MEDIA BLITAR - China dinilai sebagai pihak yang berniat menggertak Taiwan, serta tidak memiliki hak untuk menentang atau mengomentari upayanya untuk bergabung dengan pakta perdagangan pan-Pasifik, seperti yang disampaikan pemerintah Taiwan dalam saling balas kata-kata yang kian terjadi di Taipei.

Taiwan mengatakan pada hari Rabu, bahwa pihaknya telah secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), kurang dari seminggu setelah China mengajukan permohonannya.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan pihaknya menentang Taiwan "memasuki perjanjian atau organisasi resmi". Dan pada hari Kamis, Taiwan mengatakan China mengirim 24 pesawat militer ke zona pertahanan udara pulau itu.

Baca Juga: Omnibus Law Indonesia Disorot Media Asing, saat Moratorium Kelapa Sawit Berakhir

Dalam sebuah pernyataan Kamis malam waktu setempat, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan China "tidak punya hak untuk berbicara" tentang tawaran Taiwan.

"Pemerintah China hanya ingin menggertak Taiwan di komunitas internasional, dan merupakan penjahat utama dalam peningkatan permusuhan di Selat Taiwan," ucapnya seperti yang dikutip dari Reuters.

China bukan anggota CPTPP dan sistem perdagangannya secara luas dipertanyakan secara global, karena tidak memenuhi standar tinggi blok tersebut, seperti penjelasan pihak Kementerian Luar Negeri Taiwan.

Baca Juga: Detik-Detik Semburan Lahar Panas Gunung Cumbre Vieja Sapu Rumah Warga di La Palma Spanyol

China mengirim angkatan udaranya untuk mengancam Taiwan, tak lama setelah perjanjian disampaikan. "Pola perilaku ini hanya bisa datang dari China," katanya.

Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan Kamis malam, Kantor Urusan Taiwan China mengatakan masuknya China ke CPTPP akan menguntungkan pemulihan ekonomi global pascapandemi.

Disampaikan lebih lanjut pihak Kantor Urusan Taiwan China, bila aksi China menentang Taiwan menggunakan perdagangan untuk mendorong "ruang internasional" atau terlibat dalam kegiatan kemerdekaan.

Baca Juga: Terobosan Terbaru Vaksin Semprot Hidung untuk COVID-19 sedang Gencar Diuji Coba oleh WHO

"Kami berharap negara-negara yang terkait dalam upaya yang menangani sejumlah hal tentang Taiwan dengan tepat dan tidak memberikan kemudahan atau menyediakan platform untuk kegiatan kemerdekaan Taiwan," katanya.

Perjanjian 12-anggota asli, yang dikenal sebagai Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), dipandang sebagai penyeimbang ekonomi yang penting bagi pengaruh China yang semakin besar.

Tetapi TPP terlempar ke limbo pada awal 2017, ketika Presiden AS saat itu Donald Trump menarik Amerika Serikat.

Baca Juga: China dalam Ancaman! Taiwan Tak Main-main Bakal Bawa Pertengkaran Buah ke WTO

Pengelompokan, yang berganti nama menjadi CPTPP, menghubungkan Kanada, Australia, Brunei, Chili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura dan Vietnam.

***

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler