MEDIA BLITAR – Ecoprint merupakan teknik membuat motif atau corak yang khas pada kain dengan memanfaatkan kekayaan alam sekitar.
Secara umum ecoprint berbeda dengan batik. Batik merupakan hasil dari menggambar kain dengan malam leleh menggunakan canting, yang kemudian melalui teknik pewarnaan. Teknik menggambar dan jenis pewarna yang digunakan ada beberapa macam.
Namun, sebagian besar orang menganggap ecoprint adalah batik, hal ini dapat disebabkan karena kedua produk yang dihasilkan berupa kain dengan corak dan warna yang memiliki ciri khas masing-masing.
Baca Juga: Wow! Lewandowski Sabet Penyerang Dan Pemain Terbaik Liga Champions
Dalam membuat ecoprint dapat menggunakan tanaman seperti daun jati, daun jarak, daun papaya jepang, serta daun ketapang untuk memberi motif yang indah.
Selain itu, pewarna alami yang dapat digunakan, yaitu kayu secang, kulit buah manggis, kunyit, atau kulit jengkol.
Kain yang digunakan untuk membuat ecoprint mempengaruhi ketajaman produk hasil ecoprint. Kita bisa menggunakan kain katun, linen, rayon, maupun kain sutra. Penggunaan kain sutra akan memberikan warna yang lebih tajam dibandingkan kain katun.
Baca Juga: Henry Pradipta Anwar, Anak Mantan Walikota Blitar Samanhudi Dipecat Partai Sebelum Pilkada, Kenapa?
Proses dalam pembuatan ecoprint ada beberapa teknik, diantaranya dengan teknik pukul (pounding) atau dengan teknik pengukusan (steaming), atau melakukan kombinasi antara teknik pukul dan pengukusan.