Apa Itu Savior Complex? Tindakan Mengubah Orang Lain dengan Memaksa, Simak Penjelasannya

- 26 Juli 2022, 10:13 WIB
Ilustrasi tindakan savior complex.
Ilustrasi tindakan savior complex. /Pexels/lalesh aldarwish /

MEDIA BLITAR – Baru-baru ini santer soal bahasan Savior Complex, lalu apa sebenarnya Savior Complex ini.

Dikutip dari Pikiran Rakyat, Savior Complex meripakan penyakit psikologis yang berusaha mengubah orang lain dengan memaksa.

Lebih lanjut, dalam artikel ‘Baim Wong Disebut Idap Savior Complex, Apa Itu?’, artis yang disebut-sebut mengidap Savior Complex adalah Baim Wong.

Hal ini menjadi perbincangan, usai usaha Baim Wong mencoba mendaftarkan hak intelektual (HAKI) Citayam Fashion Week, hingga tuai banyak respon dari netizen dan tokoh publik tanah air.

Akan tetapi, terlepas dari fenomena dan aksi Baim Wong, mari berkenalan dengan Savior Complex dan ciri-cirinya.

Baca Juga: Mengenal Karakter Kang the Conqueror Villain di Film Ant-Man and the Wasp: Quantumania

Para pengidap Savior Complex cenderung mengubah orang lain diluar kehendak orang tersebut.

"Mereka (yang mengidap Savior Complex) mungkin saja memaksa mengubah profesi, hobi, atau kebiasaan di luar kehendak orang tersebut," kata Henny dari kanal YouTube Bahas Psikologi.

Menurut Henny Wirawan, ada beberapa ciri bagi penderita penyakit yang juga dikenal sebagai Superhero Syndrome.

Baca Juga: 4 Fakta Menarik Trend Tiktok Citayam Fashion Week: Arti SCBD hingga Ada di Berbagai Kota

Henny menyebut ciri pertama adalah selalu merasa harus menolong. Para pengidapnya bahkan mewajibkan dirinya untuk hal tersebut tanpa memikirkan dirinya sendiri.

Kedua, selalu berusaha mengubah orang lain. Henny mengatakan orang dengan Savior Complex berusaha mengubah seseorang di luar kehendak orang yang berkaitan.

Ketiga, orang dengan Savior Complex merasa perlu mencarikan solusi untuk orang lain. Mereka akan merasa bahagia jika mampu menyelesaikan masalah dengan tempo yang singkat.

Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru Agustus 2022, Media Blitar Membuka Lowongan Pekerjaan Sebagai Content Writer

Keempat, pengidap Savior Complex berpikir bahwa hanya dirinya yang bisa menjadi solusi.

Kelima, tertarik dengan kerapuhan, kesulitan dan kelemahan orang lain. Hal itu terjadi karena para pengidapnya memiliki empati yang berlebihan. ***

 

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah