Ibu Muda Wajib Tahu, 5 Hal yang Harus Dilakukan untuk Cegah Stunting atau Kekerdilan pada Balita

- 7 Oktober 2021, 20:36 WIB
Ibu Muda Wajib Tahu, 5 Hal yang Harus Dilakukan untuk Cegah Stunting atau Kekerdilan pada Balita
Ibu Muda Wajib Tahu, 5 Hal yang Harus Dilakukan untuk Cegah Stunting atau Kekerdilan pada Balita /Pexels/Alisha Smith Watkins/

Media Blitar – Pernah dengarkah Anda mengenai stunting pada balita? Sebagian orang mungkin asing dengan istilah tersebut, Stunting adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya, Di Indonesia, kasus stunting masih menjadi masalah kesehatan dengan jumlah yang cukup banyak

Belakangan stunting memang sedang hangat diperbincangkan banyak orang, khususnya para ibu-ibu. Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.

Kekurangan gizi pada masa janin dan usia dini akan berdampak pada perkembangan otak, rendahnya kemampuan kognitif yang akan mempengaruhi prestasi sekolah dan keberhasilan pendidikan.

Baca Juga: Wajib Tahu Berikut Buah yang Baik Dikonsumsi Penderita Asam Urat

Dalam jangka panjang, kekurangan gizi pada awal kehidupan akan menurunkan produktivitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan dimasyarakat.

Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan atau dipicu oleh kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.

Untuk mencegah stunting terjadi pada bayi Anda penuhilah hal-hal berikut di masa-masa kehamilan Anda, berikut ulasannya.

Baca Juga: Ladies Wajib Tahu, Berikut Tanda Kamu Hanya Dijadikan Pelarian oleh Pria

Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil

Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.

Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan

Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.

Baca Juga: Satu Indonesia Wajib Tahu! 5 Langkah Ini, Bantu Turunkan Asam Lambung Tanpa Obat

Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.

Terus memantau tumbuh kembang anak

Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.

Baca Juga: Job Seeker Wajib Tahu, Tips dan Etika Mengirim Lamaran Kerja Melalui Email

Selalu jaga kebersihan lingkungan

Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting. Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.***

Editor: Farra Fadila


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah