Network
MEDIA BLITAR – Pulse Oximeter digunakan salah satu untuk mendeteksi dini evel oksigen pasien Covid-19 yang alami penurunan sehingga tak mengarah pada happy hypoxia yang bisa berujung kematian.
Happy hypoxia merupakan suatu kondisi atau keadaan di mana suplai oksigen tidak mencukupi untuk fungsi kehidupan normal dan kondisi tersebut berarti pula keadaan di mana suplai oksigen di arteri cukup rendah.
Namun kerusakan oksigen dapat terjadi pada berbagai tahap Covid-19 dan tidak hanya pada pasien sakit kritis yang membutuhkan ventilator, akan tetapi di sisi lain ada pasien Covid-19 bisa memiliki tingkat oksigen yang sangat rendah, tetapi baik-baik saja dan kondisi tersebut disebut happy hypoxia.
Baca Juga: Meski Seminggu Tidak Bertemu Orang Lain dan Patuh Prokes, Indro Warkop Masih Terpapar Covid-19
Dilansir MediaBlitar.com dari laman website Medical News Today, Oksimeter merupakan alat medis yang digunakan untuk memantau tingkat oksigen dalam darah pasien dan biasanya alat ini untuk meningkatkan petugas kesehatan, jika kadar oksigen turun di bawah tingkat yang aman.
Selain itu fungsi lain dari oksimeter yaitu alat pendeteksi persentase kadar oksigen yang ada dalam darah dan manfaat oksimeter yaitu berguna untuk orang yang memiliki masalah pernapasan atau saturasi oksigen, contohnya Covid-19.
Namun saturasi oksigen bisa turun karena berbagai alasan, seperti kekurangan napas, tersedak, infeksi, tenggelam, penyakit seperti emfisema, kanker dan infeksi paru-paru, menghirup bahan kimia beracun, gagal jantung dan reaksi alergi.
Baca Juga: Apakah Vaksin Covid-19 di Indonesia Bisa Melindngi Orang dengan Komorbid? Ini Penjelasannya
Selain itu WHO juga menyarankan selama di rumah isolasi mandiri, untuk tetap menggunakan oksigen nadi dan oksimeter.
Namun khusus untuk pasien Covid-19, oksimeter yang berfungsi dalam membantu pemantauan kadar oksigen secara spesifik, sehingga pasien bisa melakukan mengetahui kondisi dirinya sendiri lewat deteksi saat level oksigen pasien menurun.
