MEDIA BLITAR – Dear mama muda sudah tahukah kamu penjelasan usia yang tepat bagi anak laki-laki untuk sunat? Nah kira-kira berapa sih apa harus dilakukan ketika anak sudah remaja atau bahkan dewasa saja agar si anak siap mental. Jika tidak simak artikel ini sampai habis ya.
Pasangan muda yang punya anak laki-laki pasti sedang mencari-cari kapan sebaiknya sunat harus dilakukan dan bagaimana metode yang tepat untuk melakukan sunat pada anak agar tak asal-asalan memilih yang terbaik untuk buah hati kamu bukan?
Baca Juga: Kapan Sebaiknya Sunat Harus Dilakukan? Jangan Asal-asalan Potong Begini Penjelasan Ahli
Dokter spesialis bedah Ciputra Hospital CitraGarden City, dr. Jonny Setiawan, Sp. B, menyarankan agar sunat sebaiknya dilakukan sedini mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi dan rasa tidak nyaman yang terjadi apabila sunat dilakukan pada saat anak mulai tumbuh besar ataupun pada masa dewasa.
Selaras dengan itu, Kepala Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia, dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan bahwasanya laki-laki bisa disunat dini.
Baca Juga: Inilah yang Tak Banyak Orang Tahu Tentang Sunat, Metode dan Kontrol Setelahnya
Bukan tanpa alasan dengan melakukan sunat sedini mungkin dapat menghindari berbagai komplikasi yang muncul termasuk yang paling sering ISK.
Reisa sendiri sudah menyunat anak lelakinya saat masih bayi. Kini, putranya tumbuh dengan baik.
Selain menghindari masalah kesehatan, disunat dini juga mencegah munculnya drama yang bisa berakhir trauma bagi anak.
Terhindar dari Berbagai Penyakit
Menurut jurnal dalam publikasi JAMA Pediatrics, para peneliti di Institute for Health Metrics and Evaluation, University of Washington, Seattle, menganalisa data dari 1,4 juta anak laki – laki.
Hasil dari analisa data tersebut membuktikan bahwa anak laki-laki yang melakukan sunat sebelum mencapai usia 1 tahun memiliki kesempatan 0,5 persen mengalami peristiwa yang merugikan.
Mereka akan terhindar dari infeksi saluran kemih yang apabila infeksi tersebut berat dan bersifat kronis dapat mempengaruhi fungsi ginjal.
Baca Juga: WASPADA!! Dampak Gadget untuk Anak-Anak Sangat Membahayakan, Bisa Rusak Masa Depan Anak
Risiko infeksi saluran kemih akan semakin besar pada anak laki-laki usia 1 sampai 10 tahun, yakni sebesar 10 sampai 20 kali lipat.
Selain itu, efek samping yang dapat dirasakan pada anak yang lebih besar maupun pasien dewasa yaitu rasa sakit, pendarahan berlebihan, kesulitan berkemih, jaringan parut atau cacat, pembengkakan berlebihan, dan kemungkinan terjadinya infeksi lebih besar.
Selain itu, sunat juga dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi HIV maupun infeksi yang berhubungan dengan kelamin lainnya.
Proses penyembuhan setelah sunat dilakukan umumnya berlangsung selama 5 hingga 7 hari.
Baca Juga: Solusi Mudah Atasi Stres pada Anak saat Pandemi dengan Kegiatan Seni
Keuntungan dari sunat atau sirkumsisi sedini mungkin adalah untuk mengurangi risiko:
- terjadinya phimosis, dimana preputium tidak dapat ditarik ke belakang sehingga tidak bisa dibersihkan secara optimal dan bahkan seringkali diikuti gejala kesulitan berkemih. Phimosis berpotensi meningkatkan risiko terjadinya kanker 12 kali lipat di masa dewasa.
- terjadinya peradangan di masa dewasa terutama bila seseorang memiliki riwayat penyakit diabetes.
- terjadinya infeksi saluran kemih pada bayi yang dapat membahayakan kesehatan serta fungsi ginjal bayi dan anak.
- terjadinya kanker prostat 15 hingga 60 persen.
- penularan penyakit hubungan seksual, seperti: sifilis, papilloma, trichomonas, mycoplasma, dan chancroid serta candida, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kanker mulut rahim (ca cervix) pada wanita.
***