Pendapat Terapis tentang Neuro Linguistic Programming guna Kesehatan Mental, Terapi Pengendalian Pikiran

23 Februari 2021, 16:41 WIB
Pendapat Terapis tentang Neuro Linguistic Programming guna Kesehatan Mental, Terapi Pengendalian Pikiran /Ilustrasi mengendalikan pikiran / Pexels / Gabby K/

MEDIA BLITAR – Neuro Linguistic Programming (NLP) adalah sebuah pendekatan yang mempelajari tentang struktur perilaku manusia.

Kalau dijabarkan secara bahasa, Neuro adalah saraf, Linguistic adalah bahasa, dan Programming adalah pemrograman.

Pemrograman NLP berfokus kepada mengubah pikiran guna meningkatkan kesehatan mental seseorang. Namun apakah benar-benar bisa menghilangkan kecemasan, rasa takut, dan beban pikiran dengan mengendalikannya?

Baca Juga: Kuota Melimpah! Login prakerja.go.id Sekarang untuk Daftar Kartu Prakerja Gelombang 12

Tentang Neuro Linguistic Programming

NLP pertama kali dibuat pada tahun sekitar 1970-an oleh seorang ahli bahasa bernama John Grinder dan ahli matematika serta ilmuwan informasi Richard Bandler.

Kemudian NLP memperoleh daya tarik yang kuat dalam budaya pop masyarakat sebagai cara untuk mengendalikan pikiran.

Dalam penerapannya, NLP digunakan untuk membantu individu dalam mengubah suatu persepsi, perilaku, bahkan komunikasi kemudian diaplikasikan guna mengembangkan pola pikir positif.

Baca Juga: Bikin Salfok, Posisi Tangan Young Lex Rangkul Jessica Iskandar Jadi Buah Bibir Warganet!

Pikiran positif tersebut sangat bermanfaat untuk mencapai tujuan tertentu. Leah Rockwell, konselor profesional berlisensi dan pendiri Rockwell Wellness Counseling, menambahkan bahwa NLP merupakan bukan sesuatu yang diajarkan secara luas dalam program pascasarjana konseling.

Teknik Umum Neuro Linguistic Programming

Praktisi dari NLP menggunakan berbagai macam teknik komunikasi dan visualisasi dalam penerapannya. Termasuk beberapa hal di bawah ini.

  1. Penahan (Anchoring)

Melatih pikiran diri sendiri untuk memicu emosi tertentu yang positif ketika melihat atau merasakan objek.

Contohnya, melihat gambar ketika merasa sedang bahagia dan bebas. Orang tersebut mungkin mampu mengubah emosi di masa depan dengan lebih positif dengan melihat gambar serupa.

Baca Juga: Tetapkan 9 Tersangka, Kejagung Berencana Tuntut Pelaku Korupsi Asabri Penjara Seumur Hidup

  1. Rapport

Caranya dengan meniru cara berbicara atau perilaku orang lain untuk memperkuat ikatan komunikasi.

  1. Disosiasi (Visual/kinesthetic dissociation)

Merupakan latihan pikiran yang melibatkan pemrosesan ulang peristiwa di masa silam. Namun menggunakan sudut pandang yang terpisah-pisah.

“Persepsi adalah semacam jangkar bagi NLP,” Capanna-Hodge menjelaskan.

Artinya, meskipun dua orang punya pengalaman yang persis sama, mereka sangat mungkin menafsirkannya secara berbeda-beda.

Baca Juga: Anaknya Diancam akan Dibunuh, Ibunda Amanda Manopo Angkat Bicara

Perbedaan NLP dengan Terapi Tradisional

Capanna-Hodge mengungkapkan terapi tradisional biasanya menggali hal ke masa lalu untuk mencari solusi, sementara NLP berfokus pada pencapaian tujuan untuk masa depan.

Dia menambahkan, perspektif yang berpikiran maju inilah yang membuat NLP populer di kalangan pelatih kehidupan dan pemimpin pengembangan pribadi.

Kebanyakan terapis, termasuk Capanna-Hodge dan Rockwell, menggunakan kombinasi teknik.

Pendekatan Rockwell biasanya berdasarkan pada terapi perilaku kognitif dan terapi naratif.

“Mirip dengan apa yang saya pahami sebagai anggapan NLP, terapi naratif memungkinkan klien untuk 'menceritakan kembali' pengalaman mereka sehingga mereka diberdayakan untuk melihat pengalaman masa depan sebagai hal yang dapat dikelola,” kata Rockwell.

Sederhananya, ini membantu orang tersebut mengubah pola pikir negatif sehingga bisa mengatasi masalah dengan lebih baik di masa mendatang. Contoh yang sederhana adalah mengubah kata sulit menjadi tantangan.

Baca Juga: Daftar Sekarang! Kartu Prakerja Gelombang 12 RESMI Dibuka, Ini Cara Mudahnya

Penelitian tentang NLP

Dalam laporan tahun 2014, the Canadian Agency for Drugs and Technologies in Health meninjau tujuh penelitian namun belum ditemukan bukti yang membuat NLP sangat efektif menghilangkan depresi, kecemasan, atau rasa takut.

Tetapi pada tahun 2015, dari 12 studi yang diterbitkan di Psychiatria Danubina mengungkapkan sebaliknya, tinjauan itu menyimpulkan bahwa NLP dapat bertahan dibandingkan dengan metode psikoterapi lainnya.

Penelitian dari tahun 2009 dan 2012 juga menghasilkan hasil yang beragam. Yang pertama menunjukkan bahwa peserta NLP mengalami kualitas hidup yang lebih baik hingga lima bulan setelah sesi terapi mereka, sedangkan yang kedua, tinjauan dari 10 penelitian, menyarankan NLP memiliki sedikit efek pada kondisi klinis sama sekali.

Baca Juga: Konsep Pernikahan Outdoor Reza Arap dan Wendy Walters Bikin Iri Netizen!

Pada akhirnya, tidak ada terapi yang cocok untuk semua orang. Setiap orang khusus dan spesial sehingga membutuhkan perlakuan yang sama-sama khususnya.

Neuro-linguistic programming isn’t for everybody. No therapy is for everybody,” kata Capanna-Hodge.

Sangat penting untuk mencari suatu jenis terapi yang benar-benar cocok dan memenuhi kebutuhan mental serta emosi Anda.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: The Healthy

Tags

Terkini

Terpopuler