7 Fakta Kematian Dokter Sunardi Terduga Pelaku Teroris Pimpinan HASI, Ditembak Anggota Densus 88

11 Maret 2022, 16:53 WIB
Ternyata Begini 7 Fakta Tentang Dokter Sunardi Terduga Pelaku Teroris yang Ditembak Mati Densus 88.*//Twitter/@DokterVall/ /

MEDIA BLITAR – Dunia kedokteran Tanah Air tampaknya sedang berduka, sebab seorang dokter baru saja tewas ditembak Densus 88. Peristiwa nahas ini terjadi di Jalan Bekonang Sukoharjo depan Cendana Oli, Jawa Tengah.

Jenazah, dokter Sunardi sendiri sudah dimakamkan pada pukul 19.00 WIB. Kamis 10 Maret 2022. Berdasarkan pantauan oleh Media Blitar, jenazah Sunardi tiba di Desa Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Sukoharjo, Jawa Tengah sekitar pukul 16.43 WIB.

Dimana sebelumnya, jenazah diberangkatkan dari Rumah Sakit Bhayangkara Semarang pukul 15.00 WIB. Setiba di rumah duka, jenazah langsung disambut oleh keluarga dan para takziah.

Baca Juga: Siapa Itu Dokter Sunardi? Terduga Pelaku Teroris Pimpinan HASI yang Ditembak Anggota Densus 88

Berikut ini adalah 7 fakta kematian Dokter Sunardi terduga pelaku teroris pimpinan HASI yang ditembak anggota Densus 88, karena melakukan perlawanan ke petugas. Ternyata punya sifat yang bertolak belakang.

Ditembak karena Lakukan Perlawanan

Diketahui, penembakan dokter Sunardi dilakukan saat ia sedang mencoba untuk melarikan diri dari kejaran anggota Densus 88.

Densus 88 memutuskan menembak dokter 54 tahun terduga teroris ini, di Jalan Bekonang Sukoharjo depan Cendana Oli, Jawa Tengah.

Baca Juga: Dokter Sunardi Terduga Pelaku Teroris yang Ditembak Anggota Densus 88, Dituding Pimpinan HASI

Penembakan itu dilakukan pada Rabu 9 Maret 2022 malam. Kala itu, Sunardi mencoba untuk melarikan diri menggunakan mobil pribadinya.

Terduga teroris ini diketahui sempat menabrakan mobilnya ke mobil milik petugas. Hal tersebut mengakibatkan mobilnya mengalami kerusakan di bagian depan.

Bahkan, menurut anggota yang terlibat dalam operasi tersebut, menyebutkan Dokter Sunardi tetap tak berhenti meski telah diperingati oleh petugas. Hingga akhirnya ia kabarnya sempat menabrak mobil yang melintas di depannya.

Baca Juga: Temukan Surat Doddy Sudrajat Belasan Tahun Lalu di Koper Vanessa Angel, Mayang Terharu: Papa Minta Maaf

Karena dianggap membahayakan nyawa masyarakat, petugas akhirnya memutuskan untuk melesakkan peluru panas ke punggung atas dan pinggul kanan bawah Dokter Sunardi.

Diduga Pimpinan HASI Sayap JI

Berdasarkan pengakuan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Sunardi merupakan bagian dari terorisme

“Yang bersangkutan juga sebagai nasihat amir JI dan juga penanggung jawab Ilal ahmar society,” ujar Ramadhan dilansir dari Antara.

Baca Juga: Profil dan Biodata Dokter Sunardi, Terduga Teroris yang Ditembak Mati Densus 88 Beserta Faktanya

Keluarga Sunardi akan Tuntut Densus 88 karena Tembak Keluarganya

Tak terima anggota keluarganya tewas akibat peluru panas, keluarga Sunardi akan melakukan upaya hukum, setelah penangkapan yang mengakibatkan meninggalnya SU oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri.

Keluarga Sunardi akan memperkarakan ke jalur hukum, karena mereka amat sangat yakin bahwasanya Sunardi tak tergabung dalam aksi terorisme.

Tidak hanya itu, pihak keluarga juga kecewa dengan Densus 88 yang dinilai gegabah dalam menindak seseorang.

Baca Juga: Profil dan Biodata Dokter Sunardi yang Diduga Teroris, Meninggal Usai Terkena Tembak Densus 88

Dokter Sunardi Punya Sifat Dermawan

Melansir dari pernyataan keluarga dokter Sunardi, Endro Sudarno mengatakan kalau Sunardi adalah dokter yang dermawan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Pengakuan Ketua RT Sunardi Disebut Tertutup

Melansir dari keterangan Ketua RT tempat Sunardi tinggal mengatakan kalau Sunardi dikenal sebagai pribadi yang tertutup dan tidak pernah hadir dalam kegiatan warga, seperti kerja bakti dan rapat warga. Ia bahkan dikenal sebagai orang yang tak pernah bertegur sapa dengan warga sekitar.

Baca Juga: Dipinang dengan Maskawin Rp 215 Juta, Begini Proses PDKT Doni Salmanan dan Dinan Fajrina

Pria 54 tahun ini diketahui baru terlihat jika akan ke masjid dan langsung pulang ke rumah jika selesai beribadah, katanya.

Tak Pernah Bayar Iuran Bulanan

Ketua RT mengatakan kalau Sunardi bahkan enggan masuk grup WhatsApp RT tempat tinggalnya. Bahkan, iuran warga pun Sunardi tidak pernah ikut membayarnya.

Diketahui ditempat tersebut iuran perbulan yang disyaratkan adalah sebesar Rp 25.000.

Orang Pindahan, Tak Pernah Serahkan KK dan KTP

Diketahui Dokter Sunardi dan keluarganya bukan warga asli Kelurahan Gayam, melainkan pendatang yang membeli rumah di Sukoharjo.

Baca Juga: Pantas Saja Tajir Melintir, Ini Sumber Kekayaan Juragan 99 Gilang Widya Pramana – Shandy Purnamasari

Selama di Sukoharjo, Dokter Sunardi belum menyerahkan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) kepada RT setempat.

Adapun, Sunardi memiliki empat anak dan satu istri, yang juga bekerja sebagai dokter. Dia juga membuka praktek dokter umum di sebuah klinik kesehatan di Solo.

Sunardi juga memasang papan bertuliskan jadwal praktek dokter Sunardi beserta nomor surat izin praktek (SIP) di depan rumahnya.

Demikianlah fakta-fakta yang menyelimuti kematian dokter Sunardi dilansir dari beberapa informasi.

***

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler