Network
MEDIA BLITAR - Sandiaga Salahuddin Uno (Sandiaga Uno), akhirnya buka buka suara terkait biaya yang dihabiskan selama berkarier di dunia politik. Dirinya menyebut telah menghabiskan dana sekitar Rp1 triliun.
Ketika Pemilihan Gubenur (Pilgub) tahun 2012, ketika berpasangan dengan Anies Baswedan, Sandiaga Uno menghabiskan dana kurang lebih sebanyak Rp300 miliar.
Sementara saat Pemilihan Presiden (Pilpres) bersama Prabowo Subianto dalam Pilpres Tahun 2019 lalu, menghabiskan dana sekitar Rp600 miliar.
Baca Juga: Akan Perkuat Tim, Pelatih Timnas U-19 Shin Tae-Yong Cari Pemain Keturunan Lagi
"Pilpres habis 600, waktu pilgub habis 300. Total sekitar 1 T lah ya. Politik itu mahal," kata Sandi dalam tayangan Youtube Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang dilihat Media Blitar, Jumat 23 Oktober 2020.
Mendengar nominal tersebut, Bamsoet menanyakan apakah Sandi kapok untuk kembali menghabiskan uang untuk biaya politik.
Sandi mengungkapkan, dirinya sama sekali tidak kapok, lantaran itu dia jadikan sebagai bentuk pengabdiannya kepada Indonesia.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Layanan Pengiriman Untuk Kamu yang Punya Bisnis Lokal
"Saya melihat ini sebagai jalur pengabdian. Jadi saya melihat bahwa politik ini adalah sesuatu yang mestinya kita jadikan kendaraan membangun bangsa dan kebaikan. Jadi kalau untuk membangun bangsa dan kebaikan enggak boleh kapok dong. Kita harus berikan yang terbaik," tutur Sandi.
Sandi melanjutkan, di posisinya sebagai pengusaha, Indonesia sangat banyak memberinya segala sesuatu. Oleh karenanya, Sandi merasa sangat berhutang budi dengan Indonesia.
Atas segala sesuatu yang telah dia keluarkan dalam berpolitik, Sandi bersyukur bahwa keluarganya mendukung langkah-langkah tersebut, mulai dari istri hingga anaknya.
Baca Juga: Cek Penerima BPUM Rp2,4 Juta Resmi Dari Bank BRI di eform.bri.co.id/bpum, Hanya Dengan eKTP
Pengusaha yang belakangan aktif di dunia YouTube, Sandiaga Uno menjelaskan alasannya kini terjun di dunia YouTube.
Sandi yang telah meninggalkan dunia bisnis ketika memutuskan terjun ke dunia politik, akhirnya merasa sulit untuk kembali lagi ke bisnis pasca gagal di Pilpres 2019 lalu.***
