Kehidupan di Maluku, terutama bagi anak-anak dari keluarga sederhana, tidaklah mudah. Namun, semangat dan tekadnya untuk meraih pendidikan tetap membara.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Bahlil melanjutkan sekolah ke Papua, mengikuti orang tuanya.
Untuk menghidupi dirinya dan membantu keluarganya, ia menjual kue dari rumah ke rumah. Pendapatan dari penjualan kue tersebut menjadi salah satu sumber dana untuk pendidikan selanjutnya.
Kerja Keras dan Tidak Malu untuk Berusaha
Bahlil Lahadalia bukanlah sosok yang malu untuk berusaha. Meskipun beberapa kali harus menjalani pekerjaan yang mungkin dianggap rendah oleh sebagian orang, seperti menjadi sopir angkot atau menjual koran, ia tidak pernah merasa malu.
Semangatnya untuk mencapai cita-cita dan membantu keluarga selalu mendukungnya dalam setiap pekerjaan yang dijalani.
Ia bahkan pernah menjadi pengusaha sukses dengan usaha yang dibangun melalui jaringan yang dimilikinya.