Network
MEDIA BLITAR - Baru-baru ini, wacana tarif tiket naik stupa Candi Borobudur tuai pro dan kontra dari masyarakat.
Seperti diberitakan sebelumnya penerintah berencana mengenakan tarif sebesar Rp750.000 untuk wisatawan lokal dan 100 dolar atau Rp1,4 juta untuk wisatawan asing yang ingin naik ke atas Candi Borobudur.
Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonimi Kreatif (Menparekraf) mengungkapkan akan mengkaji ulang peraturan tersebut.
Baca Juga: Kronologi Dugaan Tindakan Penganiayaan oleh Iko Uwais Terhadap Salah Seorang Design Interior
Seperti diberitakan PikiranRakyat.com melansir dari Antara, Kemenparekraf disebut-sebut sedang menyiapkan berbagai langkah bersama dengan pihak terkait untuk menciptakan travel pattern atau pola perjalanan.
Melalui artikel berjudul "Soal Kenaikan Harga Tiket Borobudur, Sandiaga Uno: Kami Tidak Ingin Tidak Berempati pada Rakyat" langkah tersebut diambil untuk membuat wisatawan dapat berkunjung dari destinasi ke destinasi lain di sekitar kawasan Borobudur dalam satu paket wisata.
Adapun di antaranya yakni dengan mengundang investasi di bidang augmented reality dan virtual reality.
Baca Juga: UPDATE LIVE STREAMING VNL 2022 Malam Ini Pukul 18.00 WIB: Laga Sengit Jepang Melawan Polandia
Kedua hal itu diterapkan dalam museum tiga dimensi (3D) guna memberikan kesempatan kepada masyarakat merasakan sensasi membaca relief-relief Candi Borobudur secara maya dari pelataran destinasi wisata tersebut.
“Ini sangat mengandung kearifan lokal yang dimiliki oleh bangsa kita,” ucap Sandiaga Uno.
Di samping itu, pihaknya juga telah meresmikan kendaraan listrik ramah lingkungan serta stasiun kendaraan tersebut di kawasan Borobudur dalam rangka mewujudkan ekowisata di Indonesia.
Baca Juga: Diduga Terlibat Aksi Penganiayaan, Iko Uwais Akhirnya Angkat Bicara
Kemudian ada 24 desa wisata dan 20 Balai Ekonomi Desa (Balkondes) di sekitar Borobudur turut dikembangkan dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pengelola desa wisata serta Balkondes agar para pelancong dapat merasakan sensasi tingga di desa wisata.
Sebelumnya penentuan harga tiket naik Candi Borobudur bertujuan untuk menjaga kelestarian salah satu keajaiban dunia tersebut.
Selain itu, pertimbangan menaikkan harga tiket ke stupa Candi Borobudur juga dinilainya sebagai bentuk keberpihakan kepada rakyat, khususnya dari sektor ekonomi.
“Kami tidak ingin tidak berempati kepada rakyat yang sekarang membutuhkan tambahan penghasilan,” kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam jumpa pers mingguan yang dipantau secara virtual, Jakarta, Senin, 13 Juni 2022.
Dalam kesempatan yang sama, Sandiaga uno juga meminta masyarakat untuk yakin kepada pemerintah terkait penentuan harga tiket Candi Borobudur.
Pasalnya, dia menilai dengan pertimbangan dari berbagai hal, penentuan harga tiket Candi Borobudur dilakukan atas dasar menjaga masa depan situs tersebut.
“Kita perlu sama-sama bergandengan tangan. Jangan saling menyalahkan, jangan saling mencaci maki apapun, apalagi menuduh bahwa ini adalah dalam rangka komersialisasi,” tuturnya. ***(PikiranRakyat.com/Yunita Amelia Rahma)
