Selanjutnya juga terjadi empat kali gempa hembusan dengan amplitudo 5-10 mm selama 70-85 detik, dan tiga kali Harmonik dengan amplitudo 1-4 mm selama 260-385 detik.
Kemudian di samping itu terjadi juga empat kali gempa hembusan dengan amplitudo 5-10 mm selama 70-85 detik dan 3 kali Harmonik dengan amplitudo 1-4 mm selama 260-385 detik.
Baca Juga: Bikin Merinding! 4 Kisah Mistis di Balik Erupsi Gunung Semeru dan Pesan Mbah Dipo sang Juru Kunci
Dengan adanya dua kali gempa letusan yang terjadi, maka masyarakat di sekitar gunung Semeru diimbau agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Apabila berada di luar jarak 13 km dari puncak, masyarakat dihimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
Baca Juga: Gunung Semeru Masih Berduka, Bupati Lumajang Pergoki Penambang Pasir di Lokasi Bencana
Hal tersebut disebabkan karena daerah tersebut berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," lanjutnya.
Di samping itu masyarakat harus mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang memiliki hulu di puncak Gunung Semeru.***