MEDIA BLITAR - Kasus Omicron telah terjadi di Indonesia mulai akhir tahun 2021 lalu.
Kasus pertama Omicron terjadi di Afrika Selatan yang kini telah mencapai 110 lebih negara dengan kasus tersebut.
Penyebaran Covid-19 varian Omicron dirasa lebih cepat penularannya dan hanya menimnulkan gejala ringan atau bahkan tanpa gejala.
Hal tersebut membuat pasien yang terinfeksi Omicron tidak terlalu membutuhkan oerawatan yang serius di rumah sakit.
Seperti yang dijelaskan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang dilansir MediaBlitar dari laman Sehat Negeriku pada 11 Januari 2022 mengatakan bahwa memang pasien Omicron tidak membutuhkan perawatan serius di RS dan hanya cukup isolasi mandiri saja di rumah.
Pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah juga akan diberikan suplemen vitamin dan obat terapi yang dianjurkan.
Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kasus Omicron memang mengalami kenaiakn dan diperkirakan akan jauh lebih tinggi daripada delta.
Namun, pasien yang dirawat di RS lebih sedikit karena gejala lebih ringan atau bahkan tanpa gejala.
Hal tersebut membuat strategi layanan Kemenkes berfokus pada perawatan di rumah dan tidak perlu ke RS.
Sehingga Kemenkes bekerja sama dengan platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan pengiriman obat secara gratis bagi pasien yang sedang menjalani isolasi di rumah
Untuk mempercepat proses kesembuhan pasien ada beberapa platform telemedicine yang bisa digunakan untuk berkonsultasi.
Platform telemedicine tersebut di antaranya Alodokter, Grabhealth, Halodoc, KlikDokter, Getwell, Good Doctor, Klinik Go, Milvik Dokter, Link Sehat, SehatQ, ProSehat, Aido Health, YesDok, Homecare24, mDoc, Trustmedis, Vascular, dan Lekasehat.
Baca Juga: Pengabdi Setan 2: Communion, Siap Tayang 2022, Begini Cuplikan Teasernya
Dalam pelaksanaannya Kemenkes juga akan menyesuaikan perubahan peraturan penatalaksanaan pasien Covid-19 yang juga termasuk penyertaan obat Monulpiravir dan Plaxloid kepada pasien dengan gejala ringan untuk terapi.
Obat Monulpiravir dan Plaxloid telah diteliti dan diuji coba kepada pasien Covid-19 telah mampu mengurangi gejala sampai kematian, serta obat ini terjamin aman.
Dari total pasien 414 konfirmasi kasus yang telah dirinci oleh Menkes, 99% mengalami gejala ringan dan tanpa gejala.
“Dari 414 yang dirawat, 114 orang atau 26% sudah sembuh termasuk dengan 2 orang yang baru saja masuk dengan kategori sedang butuh perawatan oksigen,” kata Menkes.
Untuk mencegah adanya kelonjakan kasus Omicron, Pemerintah mempercepat vaksinasi Covid-19 terutama bagi daerah yang cakupannya kurang.
Daerah yang belum mecakupi 70% vaksinasi adalah Sumatera Barat, Sulawesi Barat, Papua, Papua Barat, dan Maluku.
Semakin cepat vaksin diberikan maka akan semakin cepat pula kekebalan tubuh akan terbentuk.
Selain itu juga harus tetap melaksanakan protokol kesehatan meski telah menerima vaksin.***