Antisipasi Mutasi Baru, Diprediksi Kasus Aktif COVID-19 Terus Naik dalam 5-7 minggu setelah libur lebaran

- 2 Juni 2021, 09:51 WIB
Antisipasi Mutasi Baru, Diprediksi Kasus Aktif COVID-19 Terus Naik dalam 5-7 minggu setelah libur lebaran
Antisipasi Mutasi Baru, Diprediksi Kasus Aktif COVID-19 Terus Naik dalam 5-7 minggu setelah libur lebaran /Pixabay/Timisu.

MEDIA BLITAR – Dilansir dari laman Setkab, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa saat ini ada tren kenaikan kasus COVID-19 pasca libur panjang Lebaran tahun 2021.

Setelah sebelumnya sempat dilaporkan terjadi penurunan kasus aktif hingga mencapai angka di bawah 90 ribu, kasus aktif nasional sekarang kembali mencapai kisaran angka 100 ribu kasus.

Walau peningkatan yang terjadi sekarang masih juah berada di bawah angak puncak kasus aktif yang pernah tercatat pada awal tahun 2021, Menkes Budi melaporkan bahwa tren kenaikan tersebut kemungkinan akan mencapai puncaknya sekitar lima sampai tujuh minggu setelah masa libur panjang.

Baca Juga: Polemik Sinetron Suara Hati Istri Adegan Dewasa, Pemeran Zahra Berusia 15 Tahun Tuai Kontroversi

Dalam menindaklanjuti laporan tersebut, pemerintah dan segenap jajaran yang terkait memastikan kesiapan dalam menghadapi lonjakan yang akan datang.

Diharapkan seluruh daerah tetap menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin untuk meminimalisir lonjakan yang terjadi, pemerintah juga tengah mempersiapkan rumah sakit beserta obat-obatan untuk mengantisipasi lonjakan yang ada. Seluruh fasilitas kesehatan disiapkan untuk menghadapi puncak kasus tersebut.

Menkes Budi mengungkapkan bahwa saat ini sedang terjadi peningkatan pasien yang dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Anda Pelaku UMKM? Dapatkan BLT UMKM Rp3,6 Juta dengan Login di eform.bri.co.id, Ini Cara Mudahnya

Kemenkes beserta pemerintah juga menyoroti lonjakan kasus yang terjadi di Kudus, Jawa Tengah. Disampaikan Menkes Budi, Kemenkes telah menindaklanjuti peningkatan kasus dan jumlah pasien yang dirawat di daerah tersebut.

Menkes Budi menjelaskan, bagi pasien yang membutuhkan perawatan rumah sakit sudah disalurkan ke daerah-daerah terdekat di sekitar Kudus dan juga ibu kota provinsi di Semarang.

“Kami terus berkoordinasi dengan Pak Gubernur, pasien-pasien yang tadinya berasal dari daerah sekitar Kudus seperti Pati, kemudian Sragen, itu juga kita arahkan ke rumah sakit-rumah sakit lain di luar Kudus,” jelas Menkes Budi.

Baca Juga: Tak Banyak Orang Tahu, Intip Rumah Megah Andre Taulany Bak Hotel Bintang 5 Seharga Rp32 Miliar

Kemekes juga akan melakukan genome sequencing untuk menganalisis lonjakan kasus tersebut. Kemenkes beserta lembaga dan pihak terkait akan melakukan langkah tersebut untuk mengalisa penyebab lonjakan kasus terjadi apakah dikarenakan adanya mutasi baru.

Guna untuk terus menekan sebaran kasus di wilayah Kudus ini, pemerintah terus mengintensifkan pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro (PPKM Mikro).

PPKM Mikro atau micro lockdown dilakukan dengan harapan pa yang terjadi di Kudus bisa kita isolasi dan tidak menyebar ke daerah-daerah lain di Jawa Tengah.

Baca Juga: Diundur Lagi, Kapan Pendaftaran CPNS dan PPPK 2021 Dibuka?

Menkes mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan, terutama untuk daerah yang masuk dalam kategori zona oranye dan merah, terlebih di tengah peningkatan tren kasus yang terjadi saat ini. ***

Editor: Farra Fadila

Sumber: setkab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x