Proses kultur mikroalga dilakukan dengan menggunakan tabung akrilik transparan. Ini memungkinkan rasio luas permukaan dan volum penerimaan cahaya bisa lebih tinggi.
Baca Juga: Ada Kompetisi Bola Pramusim, Ini Stadion yang Dipakai Untuk Piala Menpora
Menurut Slamet, peningkatan produksi perikanan budi daya akan memicu kebutuhan pakan dari level pembenihan hingga pembesaran.
"Pakan alami seperti halnya mikroalga ini sangat esensial dan diperlukan untuk menghasilkan benih ikan ataupun udang yang berkualitas. Mikroalga menjadi sumber penyedia nutrisi, seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral serta zat nutrisi lainnya," ujarnya.
Saat ini, lanjut Slamet, kebutuhan benih berkualitas meningkat. Ini berbanding lurus dengan peningkatan produksinya serta berdampak pada kenaikan kebutuhan pakan alami.
Baca Juga: Innalillahi Rina Gunawan Meninggal Dunia, Addie MS: Selamat Jalan
Dirinya berharap, teknologi untuk mengembangkan mikroalga dapat terus berkembang. Jika demikian, dapat menekan impor pakan alami.
Sementara itu, Kepala BPBAP Ujung Batee, Tahang mengatakan baru ada dua jenis mikroalga yang dikultur dengan menggunakan teknologi fotobioreaktor.
Dua jenis mikroalga tersebut yaitu Nannochloropsis dan Skeletonema.
Baca Juga: Kini Bertahan dengan Iyan Sambiran, Nunung Ungkap Tabiat Mantan Suaminya Dulu hingga Pilih Berpisah