Presiden Jokowi Kecam Pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang Dinilai Menghina Islam

2 November 2020, 19:10 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi). /Setneg

MEDIA BLITAR – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo akhirnya buka suara dengan menanggapi peristiwa aksi teror yang terjadi di Prancis dan juga mengecam pernyataan presiden Prancis, Emmanuel Macron terkait pernyataannya yang sudah menghina umat Islam di seluruh dunia.

"Indonesia mengecam keras terjadinya kekerasan yang terjadi di Paris dan Nice, yang telah memakan korban jiwa," ungkap presiden Jokowi. Kemudian beliau melanjutkan,

"Indonesia juga mengecam keras pernyataan presiden Prancis yang menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia," ujar presiden Joko Widodo pada hari Sabtu, 31 Oktober 2020 dalam konferensi pers di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Baca Juga: MUI Himbau Boikot Produk Prancis yang Beredar di Indonesia, Ini Daftar Produknya

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut setelah  bertemu dengan para tokoh agama di Indonesia. Yakni perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) serta Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Agama Fachrul Razi.

Jokowi mengatakan bahwa pernyataan presiden Prancis tersebut bisa memecah belah persatuan antar umat beragama, yang mana seharusnya persatuan harus lebih ditegakkan di tengah pandemi Covid-19 ini.

"Pernyataan seperti itu bisa memecah belah persatuan antar umat beragama di dunia, di saat dunia memerlukan persatuan untuk menghadapi pandemi Covid-19," ujar presiden Jokowi.

Baca Juga: Prakerja Gelombang 11 Resmi Dibuka Hari Ini, Buruan Daftar Sekarang! Cek Disini Untuk Mendaftar

Presiden Joko Widodo menilai bahwa kebebasan berekspresi yang mencederai kehormatan, kesucian serta kesakralan nilai-nilai dan simbol agama sama sekali tidak bisa dibenarkan dan harus dihentikan.

Sebelumnya, ada dua peristiwa besar yang terjadi di Prancis dan menyulut respon negara-negara muslim di dunia, termasuk negara Indonesia.

Peristiwa besar yang pertama, peristiwa pemenggalan guru Sejarah dan Geografi Samuel Paty (47) pada 16 Oktober 2020 di Eragny yang dipenggal oleh pendatang dari Chechnya, Abdoullakh Abouyezidovitch (18), karena Paty menunjukkan karikatur yang sifatnya menghina nabi Muhammad.

Baca Juga: Pekan Pemuda Nasional 2020 Berakhir, Perolehan Medali Emas Jawa Barat dan Jawa Timur Selisih Tipis

Umat muslim menganggap karikatur tersebut sebagai bentuk penistaan terhadap keyakinan mereka. Hukum Prancis sangat sekuler, dan agama Islam tidak menerima perlindungan khusus di negara tersebut.

Atas peristiwa ini, Presiden Macron berpendapat bahwa Paty hanya mengajarkan kebebasan berekspresi kepada para siswanya. Macron juga mengeluarkan kata-kata yang menyinggung umat Muslim.

Macron mengatakan bahwa "Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis saat ini, di seluruh dunia”.

Baca Juga: SEKARANG JUGA! Login di www.prakerja.go.id untuk Daftar Prakerja Gelombang 11

Menurut presiden Macron, pemenggalan guru sejarah tersebut merupakan serangan dari teroris Islam. Macron juga menuduh Muslim bersikap separatis.

Lalu, peristiwa besar yang kedua terjadi pada hari Kamis, 29 Oktober 2020. Yaitu penyerangan  menggunakan pisau yang menewaskan dua orang dan melukai sejumlah orang lainnya di sebuah gereja yang terletak di Kota Nice, Prancis.

Macron menyatakan akan melawan segala bentuk "separatisme Islam" pasca-peristiwa pemenggalan seorang guru bernama Samuel Paty di luar Paris, awal Oktober.

Baca Juga: Sangat Mudah! Ketahui Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 11 Melalui www.prakerja.go.id

Hal inilah yang membuat beberapa negara mayoritas Islam di dunia mengecam pernyataan presiden Prancis tersebut. Bahkan, muncul juga kampanye untuk memboikot produk asal Prancis.

Dari dua peristiwa besar tadi, Presiden Jokowi menilai bahwa mengaitkan agama dengan tindakan terorisme sebuah kesalahan besar.

Presiden Jokowi juga mengecam tindakan terorisme. Namun, Jokowi menegaskan terorisme tidak ada hubungannya  dengan agama manapun.

Baca Juga: Sudah Resmi! Berikut Cara Mudah Daftar Kartu Prakerja Gelombang 11

"Terorisme tidak ada hubungannya dengan agama apapun," ujar Presiden Indonesia tersebut.

Warga negara Indonesia juga turut mengecam tindakan kekerasan yang terjadi di Prancis. Namun, Indonesia juga mengecam tuduhan separatisme yang ditujukan kepada umat Islam.***

Editor: Ninditoo

Tags

Terkini

Terpopuler