Penyebab Kematian Tertinggi, Ganjar Pranowo: Punya Gula, Darah Tinggi, Hipertensi, Jangan Kelayapan!

19 September 2020, 13:06 WIB
Ilustrasi pasien Covid-19 meninggal /pikiran-rakyat

MEDIA BLITAR - Semakin meningkatnya pasien covid-19 yang meninggal di Jawa Tengah, kebanyakan disebabkan karena pasien Covid-19 tersebut memiliki komorbid, seperti gula darah atau diabates militus, sehingga menyumbang angka tertinggi sekitar 39,9 persen pasien meninggal.

Oleh sebab itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meminta masyarakat yang memiliki penyakit gula darah dan hipertensi untuk tetap di rumah.

Baca Juga: Pemerintah Siap Salurkan Bantuan BLT Rp500 Ribu Per KK, Daftar Sekarang! Ini Syarat dan Cara Ceknya

Dilansir Pikiran-Rakyat.com dalam judul "Ganjar Pranowo: Punya Gula, Darah Tinggi, Hipertensi, Jangan Kelayapan!", pasien dengan dua penyakit tersebut menyumbang angka kematian tertinggi di Jawa Tengah.

"Pasien dengan dua penyakit penyerta tersebut, hipertensi, dan diabetes, disebut sebagai penyebab tertinggi kasus kematian akibat Covid-19 di Jawa Tengah," kata Gubernur Ganjar saat memimpin upacara pembagian masker kepada Anggota TNI/Poliri dan komunitas masyarakat di halaman Mapolda Jateng, Jl Pahlawan Kota Semarang, Jumat, 18 September 2020.

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

"Saya ingatkan kepada masyarakat, yang merasa memiliki gula darah tinggi, hipertensi jangan kelayapan. Lebih baik di rumah saja. Sebab, dua penyakit ini yang paling tinggi menyebabkan angka kematian selama pandemi Covid-19 di Jawa Tengah," kata Ganjar.

Dari data yang ada, sumbangan kasus meninggal pasien Covid-19 dengan kumorbit gula darah tinggi di Jawa Tengah sebesar 39,9 persen. Sementara pasien Covid-19 yang meninggal disertai kumorbit hipertensi sebanyak 32,0 persen.

Baca Juga: Bermasalah Saat Unggah Foto Selfie KTP di Kartu Prakerja Gelombang 9? Begini Tipsnya

Berdasarkan data jumlah pasien Covid 19 di Dinas Kesehatan Provinsi pada 17 September sampai pukul 12.00 tercatat jumlah warga yang positif corona mencapai 19.210 orang. Sebanyak 14.400 sembuh, yang masih dirawat 4.041 orang dan 1.769 merupakan pasien Covid 19 di Jawa tengah meninggal.

Menurut Ganjar, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, ujung tombaknya adalah masyarakat. Masyarakat bisa menjadi pahlawan, dengan berperang melawan Covid-19 menggunakan kebiasaan baru.

Baca Juga: BLT Tahap 4 Siap Cair! Ini Bocoran Prediksi Tanggal Cairnya BLT Tahap 4

"Tentara melawan Covid-19 ini ya kita sendiri. Dokter dan tenaga kesehatan itu benteng terakhir. Bagaimana cara berjuangnya, mudah yakni hanya dengan tertib menerapkan 3 M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun," terangnya.

Angka penularan Covid-19 di Jawa Tengah lanjut Ganjar masih cukup tinggi. Dalam dua minggu ke depan, pihaknya akan berupaya sekuat tenaga untuk menekan angka penularan, angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan Covid-19 di Jawa Tengah.

Baca Juga: VIRAL! Cerita Soal Pemerasan dan Pelecehan Seksual oleh Oknum Dokter di Bandara Soekarno Hatta

"Tidak bisa hanya pemerintah, makanya saya senang hari ini ada komunitas yang dilibatkan. Bantuan dari komunitas ini sangat penting, untuk menyosialisasikan sampai tingkat terkecil. Komunitas adalah pionir, agen untuk sosialisasi kepada orang-orang terdekat," pungkasnya.

Sementara itu, dalam acara pembagian masker tersebut, sejumlah komunitas dihadirkan. Diantaranya komunitas sepeda, komunitas motor, mobil, ojek online, pedagang pasar dan lain sebagainya. Turut pula dibagikan kepada Babinsa dan Babhinkamtibmas di seluruh Jawa Tengah.

Baca Juga: Berkali-Kali Gagal Unggah Foto Selfie KTP di Kartu Prakerja Gelombang 9? Berikut Tipsnya

Pimpinan Komisi III DPR RI, Adies Kadir mengapresiasi upaya Jawa Tengah dalam menekan angka penularan Covid-19. Seluruh jajaran birokrasinya, baik Gubernur, TNI, Polri dan komunitas semuanya bersatu dalam upaya ini.

"Ini langkah bagus, semuanya dilibatkan termasuk komunitas. Semua harus turun sosialisasi pada masyarakat agar tidak menganggap remeh virus ini," kata Adies.

Baca Juga: Sudah Lolos SKB CPNS? Yuk, Ketahui Persyaratan dan Cara Membuat Kartu Kuning Berikut Ini

Adies juga berharap penegakan hukum bagi pelanggar protokol kesehatan terus digalakkan. Ia meminta agar ada peraturan khusus yang mengatur terkait sanksi itu.

"Kalau bisa sanksinya yang sama, dan bisa memberikan efek jera. Jangan beda-beda, di daerah sana disuruh nyapu, di sini disuruh nyanyi dan lainnya. Kalau bisa disamakan, agar bisa terukur," pungkasnya.***

Editor: Ninditoo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler