Penampakan Pohon Berusia Empat Juta Tahun di Hutan Borneo Pulau Kalimantan

4 Mei 2022, 08:49 WIB
Pohon tertua berusia empat juta tahun di Kalimantan/Penn State University /

MEDIA BLITAR - Peneliti asal Penn State University menyebutkan adanya penampakan pohon berusia empat juta tahun berada di Borneo, pulau Kalimantan. 

Peneliti menyebutkan pohon yang memiliki nama dipterokarpa tersebut merupakan kelompok pohon tertua yang sudah ada sejak empat juta tahun yang lalu. 

Keberadaan pohon ini diketahui setelah tim peneliti mempelajari fosil daun pohon yang mirip dengan periode Epoch Pliosen.

Baca Juga: RESMI 20 Daftar Pemain Skuad Timnas Indonesia U-23 SEA Games 2021-2022, Elkan Baggott dan Saddil Ramdani Ikut

"Ini adalah demonstrasi pertama bahwa bentuk kehidupan dominan yang khas di Kalimantan dan seluruh daerah tropis basah Asia, pohon dipterokarpa, tidak hanya hadir tetapi sebenarnya dominan," kata Peter Wilf, seorang peneliti dan profesor geosains di Penn State College Earth and Mineral Sciences. 

Mereka menyebutkan kelompok pohon berusia jutaan tahun tersebut mendominasi daripada kelompok pohon lainya.

"Kami menemukan lebih banyak fosil dipterokarpa daripada kelompok tumbuhan lainnya," ujarnya.

Baca Juga: Tips Turunkan Berat Badan Setelah Lebaran

Seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari ndtv, dengan artikel berjudul "Kalimantan Disorot Peneliti Dunia, Sebut Borneo Punya Pohon Berusia Empat Juta Tahun" tim peneliti mencatat bahwa Kalimantan telah menjadi rumah bagi hampir 270 spesies dipterokarpa.

Ini berarti, Kalimantan memiliki lebih dari setengah total spesies global.

Dalam laporan itu, peneliti juga menginformasikan bahwa dipterokarpa adalah salah satu pohon tropis tertinggi di dunia.

Baca Juga: Mantap Betul! Ini Resep Ayam Pedas Kemangi Temani Hari Raya Idul Fitri

Bahkan, dipterokarpa mampu memiliki ketinggian sampai 100 meter.

Namun begitu, fosil batuan daun dipterocarpa sulit ditemukan karena banyak tertutup hal-hal didalam hutan.

Untuk itu, tim memilih fosil serbuk sari yang ditemukan dengan mudah karena bersifat meluruh begitu cepat.

Baca Juga: Ternyata Ini Arti Halal Bihalal Lebaran, Catat Waktu Pelaksanaan Lengkap Haditsnya saat Idul Fitri 2022

Lewat fosil serbuk sari, peneliti masih meragukan gambaran keseluruhan dari studi itu, menyebut ini bisa menghasilkan hipotesis bias.

Pada akhirnya, studi baru itu menggabungkan serbuk sari dan fosil daun untuk identifikasi dunia purba bakau dan rawa-rawa.

Wilf menyebut tim peneliti benar-benar harus melihat seperti apa lingkungan jutaan tahun lalu itu.

Baca Juga: Penampilan Nyentrik Anderson Paak di Met Gala 2022, Netizen: Mirip Pak Tarno Banget

Nantinya, temuan terbaru hasil studi itu, akan menambah pembenaran lebih lanjut untuk melestarikan hutan prasejarah itu.

Sementara itu, keanekaragaman hayati tropis Asia saat ini berada dalam ancaman berat, tetapi menurut peneliti, Kalimantan masih memainkan peran penting dalam mendukung pelestarian itu.***

Editor: Farra Fadila

Tags

Terkini

Terpopuler