Sebagai Pria Menteri Nadiem Makarim Dibuat Malu oleh Dosen Mesum, Kontrol Diri yang Bedakan Kita dari Binatang

16 November 2021, 22:06 WIB
Sebagai Pria Menteri Nadiem Makarim Dibuat Malu oleh Dosen Mesum, Kontrol Diri yang Bedakan Kita dari Binatang/Tangkap layar/ YouTube/ Deddy Corbuzier/ /

MEDIA BLITAR – Sedang heboh soal kasus pelecehan seksual yang menimpa seorang mahasiswa saat bimbingan skripsi dengan oknum dosen di Universitas Riau (Unri), Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim ikut berkomentar sebagai seorang pria ia mengaku ikut malu.

Hal itu disampaikannya saat potcast bersama Cinta Laura di kanal YouTube Deddy Corbuzier, statement itu muncul sesaat setelah Cinta Laura memberikan data survei pelecehan seksual yang menyebut bahwa pakaian tidak memiliki korelasi dengan kasus kekerasan seksual.

"Baju itu yang kita kenakan hubungannya sama sekali dengan tindakan pelecehan seksual sehingga orang-orang harus berhenti menggunakan pakaian sebagai alasan seseorang menjadi korban kekerasan," ungkap Cinta Laura.

Baca Juga: Geger Dosen Mesum saat Bimbingan Skripsi, Nadiem Makarim Malu sebagai Cowok: Kok Kita Lemah Banget Yaa

Menurutnya, dengan adanya kasus ini banyak statement tersebut masyarakat akan menganggap bahwa semua pria sangat lemah dalam hal mengontrol nafsu dan tindakannya.

“Dan maaf nih sebagai cowok nih saya kadang-kadang merasa tersinggung dengan statement seperti itu (pelecehan bisa terjadi karena memakai baju seksi), maaf bukan tidak menghormati perempuan atau hak mereka atau apa. Tapi sebagai cowok kita kok lemah banget yaa,”

“Kok kita di underestimate banget kita nggak punya kontrol daripada kelakuan dan perilaku kita. Kayak meremahkan cowok-cowok juga,” papar Nadiem Makarim.

Baca Juga: Peringati Hardiknas, Nadiem Makarim Kenakan Pakaian Adat Suku Rote: Pendidikan Harus Memerdekakan Kehidupan

“Jadi mereka (dosen mesum) mewakilkan itu ya padahal tidak benar gtu yaa,” ujar Deddy menanggapi Nadiem.

Nadiem menganggap bahwa dengan adanya kasus ini membuat harga diri para cowok turun, bahkan membuat cap buruk untuk laki-laki pada umumnya yang tak bisa mengontrol nafsu.

Dalam keterangan itu Nadiem juga mengatakan bahwa tindakan setelah nafsu itu bisa dikontrol, ia pun juga memberikan contoh sederhana.

Baca Juga: Lebur Kementerian, Nadiem Menjabat Mendikbudristek: Permudah Perguruan Tinggi Berkoordinasi dengan Pusat

"Pernah nggak mas Deddy ingin nonjok orang itukan pikiran normal, tapi apakah kita harus melakukan? ya kan ini makanya ada pemisahan di antara yang kita pikirkan dengan yang kita lakukan dan ini yang membedakan kita daripada binatang," ujarnya.

“Tapi itu terbukti ya bahwa pakaian terbuka, pakaian tangan panjang, ada hijab dan sebagainya rok panjang dan celana panjang pelecehan seksual tetap terjadi yang tidak dibenarkan adalah fetish Anda,” ujar Deddy.

Beberapa waktu lalu memang viral kasus pelecehan seksual yang melibatkan seorang mahasiwa Universitas Riau (Unri) angkatan 2018, dalam keterangan itu ia mengaku dicium oleh sang dosen mesum. Dugaan pelecehan seksual itu viral dan beredar di WhatsApp Group (WAG).

Baca Juga: Dilantik Jadi Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim: Bidang yang Dekat di Hati Saya

Ia mengaku bimbingan skripsi di ruangan sang dosen seorang diri. Tidak ada orang lain saat mulai bimbingan hingga selesai.

Mahasiswi itu mengaku tangannya dipegang erat oleh sang dosen. Tak lama, tubuhnya didekatkan, kepala dipegang dan dikecup kening dan pipinya.

Merasa ketakutan, mahasiswi itu kemudian menunduk. Namun kepalanya kembali diangkat ke atas dalam kondisi ketakutan, lalu iapun diizinkan untuk pulang.

Baca Juga: Nadiem Makarim Sebut 14 Ribu Mahasiswa Ikut Mengajar Selama Pandemi

Data Komnas Pelecehan di Lingkungan Kampus

Melansir dari data Komisi Nasional atau Komnas Perempuan mencatat pelaku kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan perguruan tinggi didominasi oleh dosen.

Beberapa di antara mereka memiliki posisi strategis seperti menjabat sebagai dekan fakultas maupun ketua jurusan (Kajur).

Bagian Pemantauan Komnas Perempuan, dari 26 kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan perguruan tinggi sejak 2015-2021, sebanyak 17 kasus di antaranya dilakukan oleh dosen.

Baca Juga: Isu Penghapusan Frasa Agama di Peta Jalan Pendidikan, Nadiem Berikan Klarifikasi

Lebih spesifik, dari 21 korban mahasiswa, 15 di antaranya merupakan korban dari kekerasan yang dilakukan dosen dengan 7 kasus di antaranya dilakukan oleh pembimbing skripsi.

Seperti halnya, mahasiswi tingkat akhir Fakultas Hukum universitas di Jakarta misalnya, menjadi korban pelecehan seksual dari dosen pembimbingnya pada 2018 silam.

Dalam catatan Komnas, selama proses bimbingan skripsi beberapa kali dosen pembimbing mengajak korban untuk melakukan bimbingan di luar kampus.

Baca Juga: Terapkan Sistem Rotasi, Nadiem Makarim Targetkan Semua Sekolah Lakukan Tatap Muka di Tahun Ajaran Baru

“Pelaku juga mengajak korban untuk keluar kota, mencoba memegang tangan korban dan mengirim pesan tidak sopan kepada korban," demikian laporan yang dikutip oleh MEDIA BLITAR.

Hal ini membuat korban merasa tidak nyaman. Orang tua korban lantas mengadukan peristiwa yang menimpa anak mereka ke kampus. Setelah itu, korban mendapatkan dosen pembimbing pengganti.***

Editor: Farra Fadila

Sumber: Youtube Deddy Corbuzier

Tags

Terkini

Terpopuler