Misteri Suara Dentuman di Beberapa Daerah Terpecahkan, Bukan Aktivitas Petir Atau Gempa

8 Februari 2021, 09:30 WIB
Dokumentasi hasil dentuman di Kota Malang berdasarkan data BMKG, aktivitas petir banyak terjadi menjelang dini hari. /Dok. BNPB Indonesia

MEDIA BLITAR – Sejak beberapa bulan lalu, Indonesia digemparkan dengan suara dentuman yang didengarkan oleh warga Jakarta.

Tak hanya Jakarta, beberapa wilayah lain juga mendengarkan suara dentuman serupa dalam waktu yang berbeda.

Dilansir Media Blitar dari Antara, BMKG menduga jika suara dentuman yang  terdengar di Jakarta berasal dari aktivitas petir di Gunung Salak Bogor.

Baca Juga: Datang ke Podcast Deddy Corbuzier, Ivan Gunawan Ungkap Kebiasaan Pakai Bedak Sang Master

Dugaan aktivitas disebutkan karena saat suara dentuman terdengar tidak ada catatan mengenai aktivitas seismik di Jakarta dan sekitarnya.

Berdasarkan monitoring “lightning detector”, suara dentuman bertepatan dengan aktivitas petir di Gunung Salak.

Sebelum suara dentuman di Jakarta, Mei 2020 warga Bandung dan sekitarnya juga dihebohkan oleh suara dentuman.

Pada saat itu, BMKG memastikan jika suara tersebut bukan dari aktivitas gempa bumi maupun petir.

Baca Juga: 2 Informasi Penting Penyaluran Bansos PKH Februari 2021, Berikut Penjelasannya

Setelah itu, suara dentuman beberapa kali terjadi dan suara dentuman terbaru terdengar di sebagian Malang Raya.

Suara dentuman di sebagian Malang Raya tersebut terdengar mulai Selasa malam, 2 Februari 2020.

BMKG menuturkan jika hasil monitoring tidak menunjukkan adanya aktivitas seismik. Oleh karena itu, BMKG menyatakan jika suara dentuman tersebut bukan berasal dari gempa bumi.

Baca Juga: 17 Efek Samping Mengerikan dari Amfetamin! Ridho Rhoma Ditangkap Gegara Obat ini

Menurut Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Stasiun Geofisika Malang Ma’muri, dugaan awal asal suara dentuman adalah karena adanya aktivitas petir.

Dugaan tersebut diperkuat oleh adanya awan hujan yang bisa menimbulkan petir pada musim hujan.

Namun, dugaan tersebut sulit dijelaskan karena saat terdengar suara dentuman, BMKG Stasiun Geofisika Malang tidak melihat adanya aktivitas petir.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono akhirnya menemukan jawaban terkait peristiwa misterius tersebut.

Baca Juga: Tak Patuhi Prokes Langgar Jam Operasi Saat PPKM, Kutabex JV Food dan Sport Center Disegel

Daryono juga memastikan jika suara dentuman memang disebabkan oleh petir, tetapi ada faktor lain yang juga menjadi penyebab yaitu inversi.

Untuk mengungkap misteri suara dentuman tersebut, Daryono mendalami teori layer inversion dan sound propagation.

Dari berbagai paper para ahli di Eropa dan Amerika, Daryono mendapatkan kesimpulan bahwa suara dentuman yang terdengar merupakan pantulan suara petir.

Suara petir tersebut terperangkap pada lapisan inversi di atmosfer sehingga menjadi suara dentuman meskipun tidak ada aktivitas gempa atau petir.

Baca Juga: CEK FAKTA: Bansos Kompensasi Covid-19 Rp150 Ribu untuk BPJS Kesehatan dan KIS bulan Februari 2021

Lapisan inversi sendiri dalam ilmu meteorologi dikenal dengan istilah “inversi suhu” yang berarti tertindihnya lapisan udara dingin oleh lapisan udara yang lebih hangat di atmosfer.

Lapisan inversi terbentuk ketika ada udara hangat (bisa berasal dari aktivitas industri, kebakaran, radiasi permukaan bumi, atau lainnya) yang naik ke atas lapisan udara yang lebih dingin kemudian menyebar dan meluas di atmosfer.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler