MEDIA BLITAR - NeoCov saat ini sedang menarik perhatian publik.
Pasalnya NeoCov muncul ditengah pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum teratasi.
Virus NeoCov ini juga sama-sama ditemukan oleh ilmuwan China.
Para peneliti China di Wuhan, mengklaim jika virus NeoCov memiliki potensi yang mengancam umat manusia.
Pasalnya virus NeoCov ini memiliki tingkat mortalitas dan penularan yang tinggi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menanggapi temuan ilmuwan China tersebut.
Baca Juga: Positif Covid-19, Begini Keadaan Para Pegawai KPK
Ternyata NeoCov bukanlah hasil mutasi atau varian Covid-19 terbaru yang menjangkiti manusia.
NeoCov adalah jenis virus corona yang menular antar binatang.
Virus ini memiliki nama lain Neoromicia Capensis.
WHO telah mendapat laporan penemuan virus ini.
Baca Juga: Tiba di Indonesia, 87 Jemaah Umrah Positif Covid-19
Dan WHO menyatakan akan memantau perkembangan dan penelitian dampak NeoCov bagi manusia.
"Apakah virus yang terdeteksi dalam penelitian ini akan menimbulkan risiko bagi manusia akan memerlukan penelitian lebih lanjut," demikian pernyataan WHO, dikutip dari kantor berita Rusia TASS, Minggu, 30 Januari 2022.
Menurut WHO, 75% penyakit yang menginfeksi manusia berkembang dari hewan liar.
"Virus corona sering ditemukan pada hewan, termasuk pada kelelawar yang telah diidentifikasi sebagai reservoir alami dari banyak virus ini," kata WHO.
Para peneliti China yang langsung melaporkan penemuan ini sangat diapresiasi oleh WHO.
Dari hasil penelitian mereka, virus NeoCov memiliki metode yang sama dengan Covid-19 dalam menginfeksi tubuh manusia.
NeoCov menginfeksi sel makhluk hidup dengan cara menembusnya, mirip dengan Covid-19.
Itulah yang menyebabkab virus ini memiliki potensi yang membahayakan bagi manusia.
"NeoCov hanya satu mutasi lagi dari menjadi berbahaya bagi manusia," kata para peneliti China dalam studinya yang belum ditinjau.***