Intip Tetangga Sebelah, Malaysia Heran Kasus Covid-19 Indonesia Turun Padahal Dicap Terburuk Tangani Pandemi

- 6 September 2021, 14:31 WIB
Intip Tetangga Sebelah, Malaysia Heran Kasus Covid-19 Indonesia Turun Padahal Dicap Terburuk Tangani Pandemi/Pixabay/elg21/
Intip Tetangga Sebelah, Malaysia Heran Kasus Covid-19 Indonesia Turun Padahal Dicap Terburuk Tangani Pandemi/Pixabay/elg21/ /

MEDIA BLITAR – Malaysia heran setelah intip tetangga sebelah rumah yang tiba-tiba kasus Covid-19 turun drastic, padahal jika dilihat mundur ke belakang Indonesia sempat dicap sebagai negara yang tidak berkompeten dalam penanganan kasus Covid-19.

Dalam laporan yang dirilis oleh Bloomberg pada 27 Juli 2021, Indonesia termasuk negara terburuk dalam penanganan pandemic Covid-19, Indonesia berada di urutan 53 dari 53 negara yang dianalisis oleh Bloomberg.

Tak mengherankan apabila Indonesia mengagetkan berbagai pihak karena penurunan jumlah angka terjangkit Covid-19. Banyak juga yang bersikap skeptis dengan penurunan yang tiba-tiba ini.

Baca Juga: Anggota Parlemen Malaysia Bandingkan dengan Kasus Covid-19 di Indonesia yang Turun Lebih Cepat

Bahkan publik menyebut ada yang memainkan data di belakang sehingga terlihat turun padahal pada kenyataannya tidak sama sekali.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membantah soal adanya pengotak-atikan data tersebut.

Menanggapi soal pernyataan politisi Partai Aksi Demokratik (DAP) Malaysia, Lim Kit Siang yang menyebut Indonesia mampu menurunkan kasus Covid-19 dengan cepat.

Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa penurunan kasus di Indonesia memang terjadi dan bisa dilihat berdasarkan data.

Baca Juga: Alasan Korea Utara Tolak Tegas Bantuan Vaksin COVID-19 dari China, Mereka Khawatir

Nadia secara blak-blakan mengatakan data yang ia bawa bukanlah data yang hanya ada di kertas saja, namun ia menjamin bahwa data yang diperoleh bisa dibuktikan secara langsung ke tempat-tempat perawatan Covid-19.

“Dan ini bisa dicek langsung ke lapangan dan ke masyarakat,” ujarnya.

“Tentunya angka yang ada saat ini benar-benar menunjukkan penurunan laju penularan Covid-19 yang bisa kita ukur melalui penurunan kasus konfirmasi positif, keterisian tempat perawatan, kasus kematian,” kata Nadia.

Berdasarkan keterangan Nadia, upaya penurunan angka Covid-19 ini bisa terjadi sedemikian cepatnya berkat kerjasama seluruh pihak dalam menjalankan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat hingga leveling.

Baca Juga: Menurut dr Faheem Younus Begini Cara Untuk Perawatan Pasien Covid-19

“Itu terjadi terutama kebijakan PPKM, tapi yang penting adalah dukungan dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, termasuk juga para ahli,” tuturnya.

Sebelumnya, politisi Lim Kit Siang mengaku heran dengan penurunan kasus Covid-19 di Indonesia yang lebih cepat dari Malaysia, padahal populasi lebih kecil dari Indonesia.

Dengan fakta tersebut, Lim mempertanyakan Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin. Malaysia telah mengalami lonjakan kasus sejak bulan lalu, di mana tingkat rata-rata kasus harian lebih dari 20.000 kasus selama lebih dari empat minggu terakhir.

“Bisakah menteri kesehatan yang baru, Khairy Jamaluddin, menjelaskan mengapa selama 16 hari berturut-turut, Indonesia telah mengurangi kasus baru Covid-19 hariannya menjadi kurang dari Malaysia, bahkan kurang dari setengahnya?” ungkap Lim seperti dilansir dari Malay Mail oleh MEDIA BLITAR, Senin 6 Agustus 2021.

Baca Juga: Sembuh dari Virus Covid-19? Ini 5 Jenis Makanan yang Wajib Dikonsumsi Pasca Covid-19

“Ini bukan mencari-cari kesalahan tetapi mencari cara untuk meningkatkan penanganan kita terhadap pandemi Covid-19 sehingga memenangkan perang melawannya” pungkas pemimpin Democratic Action Party (DAP) itu.

Dalam laporan Bloomberg, Indonesia berada pada peringkat 53 dari 53 negara yang dianalisis oleh Bloomberg. Itu artinya, Indonesia berada di posisi terbawah dengan skor 40,2.

Posisi tersebut turun empat peringkat dari laporan sebelumnya. "Di peringkat terbawah dari 53 ekonomi adalah Indonesia," tulis Bloomberg.

Indikator itu mulai dari kualitas fasilitas kesehatan, cakupan vaksinasi, kematian, proses perjalanan hingga pelonggaran perbatasan. Indonesia mendapat skor rendah dalam setiap indikator tersebut.

Itulah mengapa Bloomberg menyebut Indonesia sebagai negara yang paling buruk dalam menangani Covid-19. Bloomberg menyebut tingkat keketatan soal pembatasan wilayah atau lockdown 69. Nilai ini terbilang lebih baik jika dibandingkan dengan Malaysia yang mendapat 81.***

Editor: Rezky Putri Harisanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah