Jarang Terjadi! 5 Fakta Gila Hikikomori yang Bisa Terjadi Selama Pandemi Corona, Sudah Terjadi di Jepang

21 Desember 2021, 10:55 WIB
Jarang Terjadi! 5 Fakta Gila Hikikomori yang Bisa Terjadi Selama Pandemi Corona, Sudah Terjadi di Jepang /Pixabay/minanfotos

MEDIA BLITAR - Hikikomori sangat mungkin terjadi saat musim pandemi Covid-19 alias corona. Fenomena tersebut sudah terjadi di Jepang yang memicu keterbelakangan aspek sosial di sana.

Pandemi Corona memberikan kebiasaan baru bagi sebagian besar aktivitas manusia untuk bekerja, belajar dan kegiatan lainnya di rumah saja.

Namun, kebiasaan ini dapat memicu masalah besar apabila dilakukan secara terus-menerus. Hal tersebut dapat memicu fenomena hikikomori.

Baca Juga: 5 Cara Mudah yang Bisa Dilakukan di Masa Pandemi Covid-19 Usai Bepergian Pulang ke Rumah

Mungkin, Anda baru saja mendengar kata asing dari bahasa Jepang tersebut, hikikomori merupakan fenomena endemik yang sedang melanda di Jepang.

Kondisi tersebut merupakan masalah psikologis yang mengancam generasi muda Jepang yakni, pengurungan dan penarikan diri dari komunitas sosial masyarakat.

Lalu, kapan istilah ini muncul di Jepang?

Baca Juga: Jika Suasana Pandemi COVID-19 Masih Menggelora, Polri Tak Beri Izin Rencana Reuni 212: Kiai NU Sentil 212

Hikikomori mulai diperkenalkan oleh seorang psikiater Jepang, Tamaki Saito. Dia menggambarkan fenomena tersebut sebagai sebuah masalah yang terjadi abad 20 an.

Kondisi ini membuat seseorang cenderung memilih mengurung diri dan tidak ikut berkontribusi di lingkungan masyarakat.

Tamaki juga menjelaskan seorang hikikomori minimal mengurung diri kurang lebih dari 6 bulan. Namun, keadaan tersebut tidak ada masalah mental maupun kejiwaan.

Dikutip Media Blitar dari situs resmi Info Japan menjelaskan fakta seseorang yang dikenal sebagai hikikomori seperti

Baca Juga: Polri Singgung Soal Rencana Reuni 212, Tak Setujui Bila Digelar saat Pandemi COVID-19 Masih Menggelora

1. Sepanjang Hari Lebih Banyak Beraktivitas di dalam Rumah

Bagi Anda yang lebih suka menyendiri maupun beraktivitas di dalam rumah sepanjang hari tanpa keluar rumah.

Kemungkinan besar Anda seorang hikikomori. Namun, satu tanda saja tidak cukup membuat Anda menjadi seorang hikikomori.

Kondisi tersebut bisa dipicu oleh lingkungan sosial, tekanan keluarga maupun ketertarikan untuk mengurung diri. Biasanya, seorang hikikomori cenderung menghabiskan waktu menonton TV maupun beraktivitas lain di dalam kamar.

Hal itu bertujuan untuk menghindari anggota keluarga, teman maupun lingkungan sosial, sehingga memicu ketakutan luar biasa untuk bertemu orang lain.

 Baca Juga: Ahli: Anak Juga Bisa Stres saat COVID-19, Atasi Depresi pada Anak saat Pandemi dengan Kegiatan Seni

2. Menarik Diri dari Lingkungan Sosial

Kriteria orang yang dianggap hikikomori adalah menarik diri dari lingkungan sosial. Orang dengan kriteria ini, tidak ikut serta dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

Selain itu, cenderung menghindar apabila bertemu dengan orang lain dan memilih rumah sebagai tempat terbaik.

Baca Juga: Solusi Mudah Atasi Stres pada Anak saat Pandemi dengan Kegiatan Seni

3. Pekerjaan Rutin Mengalami Hambatan

Kemungkinan besar sebelum menjadi seorang hikikomori, seseorang memiliki aktivitas pada umumnya seperti bekerja, bersekolah maupun aktif bersosial.

Namun, terdapat masalah tertentu yang menyebabkan seseorang lebih memilih menarik diri di lingkungan sosial.

Kondisi tersebut dapat memicu gangguan aktivitas rutin yang berdampak pada penyesalan diri berkelanjutan hingga takut untuk bertemu dengan orang lain.

Secara langsung keadaan tersebut membuat hubungan dia dengan orang lain terputus baik teman maupun keluarga.

 Baca Juga: Banyak Jomblo di Indonesia Kesepian, Moody, dan Stres saat Pandemi COVID-19, Pola Kencan 2021 Berubah Drastis

4. Mengurung Diri Lebih dari 6 Bulan

Lamanya waktu pengurungan diri di rumah oleh seorang hikikomori minimal 6 bulan. Namun, kondisi ekstrem hikikomori dapat berlangsung selama bertahun-tahun di Jepang.

Apabila Anda sudah mengurung di rumah tanpa keluar selama 6 bulan lebih dapat dipastikan Anda seorang hikikomori.

 Baca Juga: Gegara Pandemi COVID-19, WHO Peringatkan Risiko Wabah Campak Tinggi pada Anak-anak

5. Tidak Ada Gangguan Mental

Pada dasarnya, hikikomori tidak ada masalah gangguan mental yang dipicu dari tindakannya dari penarikan diri di lingkungan sosial.

Meskipun demikian, fenomena tersebut mulai menjadi endemik di Jepang. Tidak menutup kemungkinan di berbagai negara sudah terjadi beberapa akhir ini. Itulah fakta gila Hikikomori yang tengah terjadi di Negeri Sakura.***

Editor: Farra Fadila

Tags

Terkini

Terpopuler