Nama Ibukota Malaysia jadi Desa di Indonesia! Cek 7 Nama Desa Unik Lucu di Provinsi Gorontalo 

20 Desember 2023, 20:35 WIB
Ilustrasi - Nama Ibukota Malaysia jadi Desa di Indonesia! Cek 7 Nama Desa Unik Lucu di Provinsi Gorontalo  /Instagram.com/@gililabak.id/

MEDIA BLITAR - Provinsi Gorontalo, yang terletak di ujung utara Pulau Sulawesi, menyimpan keunikannya dalam bentuk desa-desa dengan nama yang unik. Nama desa tersebut jarang diperhatikan banyak orang dan memiliki kesan lucu.

Beberapa di antaranya bahkan memiliki nama yang sangat populer hingga diakui di seluruh dunia. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sembilan desa unik di Provinsi Gorontalo, masing-masing dengan cerita dan karakteristiknya sendiri.

1. Desa Kramat: Keunikan di Manunggu dan Bone Bolango

Desa Kramat, yang terletak di Kecamatan Manunggu, Kabupaten Boalemo, menjadi salah satu desa dengan nama yang unik di Provinsi Gorontalo.

Baca Juga: Gimmick 2023? Lokasinya Bukan di Banjarmasin ini Jembatan Baru Kalimantan Selatan Sepanjang 30 Meter, Ternyata

Keunikan tidak hanya terbatas di satu lokasi, karena ada juga desa dengan nama serupa di Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango. Pertanyaannya, apakah nama ini memberikan kesan unik atau malah membuat merinding?

2. Desa Kuala Lumpur: Petani di Nama Ibu Kota Malaysia

Desa Kuala Lumpur di Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, mencuri perhatian karena namanya yang identik dengan ibu kota Malaysia.

Meskipun memiliki nama yang eksotis, desa ini mayoritas dihuni oleh para petani yang menjadikan lahan pertanian sebagai mata pencaharian utama.

Baca Juga: Lebih Bagus Dibanding SAMS? Ternyata Kalimantan Timur Bakal Punya Bandara Baru Capai 347 Ha Anggaran WOW?

3. Desa Sosial dan Musyawarah: Pesan di Nama

Di Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, terdapat Desa Sosial, yang namanya memberikan kesan tentang masyarakat yang bersifat sosial.

Sementara itu, Desa Musyawarah di Kecamatan Bilato menunjukkan semangat musyawarah sebagai nilai yang dijunjung tinggi.

4. Desa Haya-Haya dan Sidoarjo: Nama yang Mencuri Perhatian

Desa Haya-Haya, terletak di Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, memiliki nama yang mencuri perhatian.

Baca Juga: Target Selesai 2020 Dapat Suntikan Dana Rp343 Miliar? Cek Terbaru Bandara di Bengkulu Telan Lahan 680 Ribu m2

Begitu pula dengan Desa Sidoarjo di Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo, yang meskipun namanya mirip dengan kabupaten di Jawa Timur, sebenarnya merupakan bagian dari kekayaan desa di tanah Gorontalo.

5. Desa Ibarat: Permisan di Nama

Desa Ibarat di Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, menggambarkan kata 'ibarat' dalam bahasa Indonesia yang menunjukkan permisalan.

Namun, desa ini memiliki keunikannya sendiri sebagai bagian dari pemekaran dari Desa Ilangata, sesuai dengan Perda Kabupaten Gorontalo Utara Nomor 46 tahun 2010.

Baca Juga: Meski Ditolak Sultan Hamengkubowono X, Lahan di Sleman Dikeruk Jadi Tol Paling Panjang Yogyakarta Siap Rampung

6. Desa Paris: Dari Pertanian ke Nama Desa

Desa Paris, berada di Kecamatan Mootilango, memiliki nama yang tak kalah populer dengan kota terkenal di Prancis.

Nama desa ini diambil dari singkatan nama ketua kelompok yang pertama membuka lahan pertanian, yaitu Parut Ismail dan Saleh Rivai.

Meski namanya begitu terkenal, Desa Paris ini memiliki akar yang dalam dalam sejarah pertanian di kawasan tersebut.

Baca Juga: Siapa Mantan Direktur PT POS Indonesia Capai Harta Kekayaan Rp44 Miliar? Cek Biodata Profil Siti Choiriana

7. Desa Monas: Menyapa dari Gorontalo Utara

Nama Monas biasanya kita kenal sebagai singkatan dari Monumen Nasional di Jakarta. Namun, di Provinsi Gorontalo, tepatnya di Kecamatan Monano, Kabupaten Gorontalo Utara, ada Desa Monas yang menyapa dengan namanya sendiri.

Itulah sembilan desa unik di Provinsi Gorontalo yang memiliki daya tarik dan keunikan masing-masing.

Dari Kuala Lumpur hingga Monas, nama-nama ini memberikan sentuhan khas bagi tanah Gorontalo. Dalam keragaman namanya, setiap desa membawa cerita dan sejarahnya sendiri, menjadi bagian dari pesona Provinsi Gorontalo yang patut dijelajahi.***

Editor: Ludvia Tria Fitriani

Tags

Terkini

Terpopuler