Jika orang yang berkurban telah mengungkapkan doa ini ketika menyembelih kubannya, maka ingatlah bahwa berkurban takkan teruji hanya dengan menyisihkan milik kita untuk diberikan kepada sesama.
Mempersembahkan hewan kurban di setiap tahun, juga belum menjamin makna pengorbanan sejati.
Berkorban sejati, baru bisa dibuktikan ketika ada keselarasan zhahir berupa amaliah hati dan pikiran. Tangan kita memberi, hati serta pikiran kita ikhlas ketika melakukannya.
5. Bacaan “Hadza ‘Annii”
Kemudian bacaan “Hadza ‘Annii” (هَذَا عَنِّي) yang artinya “Ini dariku”.
Hal ini menjadi sebuah doa dan harapan agar Allah berkenan menerima ibadah kurban kita. Setelah upaya kita untuk berbuat ikhlas dan memasrahkan diri kepada-Nya.
Allah menilai ibadah kurban bukan dari banyaknya daging kurban yang dipersembahkan, tapi lebih pada efek berkurban yang dijalaninya.
Yakni segi ketakwaan, motivasi keimanan, keiklhasan, kepasrahan diri, dan solidaritas, serta kepedulian sosial.***