Hati-hati Pedofilia, Pentingnya Edukasi Seks pada Anak Sejak Dini

- 30 Oktober 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi pelecehan seksual
Ilustrasi pelecehan seksual /bsmedia.business-standard.com/

MEDIA BLITAR – Sejak anak mulai tumbuh dewasa, banyak hal harus diajarkan salah satunya adalah edukasi seks. Orang tua harus mengajarkan hal ini, walaupun di Indonesia membicarakan hal ini memang sedikit tabu.

Ketimbang si kecil salah kaprah karena mendapat pendidikan seks di luaran sana, lebih baik jika diajarkan sendiri bukan? Selain itu, mengajarkan edukasi seks juga menghindarkan anak dari para predator seksual, pedofilia.

Anak pasti selalu ingin tahu tentang semua hal, termasuk juga terhadap seks. Dengan melakukan edukasi seks secara dini dapat membantu anak untuk memahami tentang tubuh dan membuatnya lebih tahu apa yang harus dilakukan. Pada anak yang lebih muda umumnya lebih tertarik pada kehamilan dibanding seks.

Baca Juga: Usia Berapa Idealnya Anak Diberikan Pendidikan Seks, Cek Panduannya di Sini

Selain itu, dengan membahas seks juga dapat menjadi awal untuk memulai komunikasi terbuka dengan anak.

Anda dapat membangun komunikasi yang jujur dan terbuka antara orangtua dan anak yang memang sangat penting dilakukan.

Hal tersebut akan membuat anak menceritakan semua hal pada orangtuanya, seperti kecemasan dan depresi.

Baca Juga: 8 Jenis Buah dan Sayur Pelindung Mata Selain Wortel, Apa Saja?

Dengan memulai percakapan tentang seks sejak dini dan terus melakukan komunikasi terbuka saat anak tumbuh dapat menjadi strategi pendidikan seks yang paling baik.

Percakapan yang paling mudah dilakukan adalah ketika melihat kejadian yang di depan mata, seperti kehamilan atau bayi.

Kapan Memulainya?

Pendidikan seks harus dilakukan sedini mungkin, namun tak sedikit orang tua yang merasa bingung untuk memilih cara dan usia berapakah idealnya diberikan pembelajaran mengenai seks kepada di kecil.

Padahal, pendidikan seks seharusnya dikenalkan sedini mungkin pada anak. Pendidikan seks diperlukan anak, agar mereka tak mendapatkan informasi yang keliru mengenai pendidikan seks di lingkungan yang salah.

Ingat, sudah seharusnya orangtua yang mengajarkan pendidikan seks pada anak, bukannya orang lain. Sebab, masalah ini sangat krusial dan sensitif.

Baca Juga: Lima Makanan Ini Bantu Jaga Kesehatan Mata, Legakan Penglihatanmu

Peran orangtua amat penting agar anak mendapatkan pendidikan seksual yang pas. Pendidikan seks yang sesuai takarannya sangat penting untuk menghindari gangguan psikologis.

Sebab, anak yang terpapar visualisasi seks berlebihan akan terlalu memusatkan diri pada seks. Apalagi jika kondisi itu terjadi pada umur pubertas, orangtua perlu khawatir.

Di fase pra remaja ini biasanya anak mempunyai rasa penasaran dan keingintahuan yang sangat tinggi tentang suatu hal, termasuk menjalin hubungan dengan lawan jenis.

Makanya, orang tua mesti bisa memberikan jawaban dan bimbingan yang tepat. Ironisnya, menurut ahli psikolog keluarga dan anak, di Indonesia kebanyakan orang tua justru malah marah, ketika anaknya bertanya tentang seks atau hal lain yang dianggap tabu di masyarakat.

Baca Juga: 5 Rahasia Hubungan Seks Buat Sesi Bercinta dengan Pasangan Anda Semakin Bergairah

Sebetulnya, tindakan ini sungguh tidak tepat, pasalnya, hal ini bisa melahirkan kesalahan persepsi di pikiran anak, mereka menjadi tak mau untuk bertanya dan mungkin malah mendapat jawaban dari orang yang salah.

Melansir dari ahli di University of Sydney orangtua sebaiknya bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan seks pada anak.

Mulai dari bagaimana tubuh bekerja, jenis kelamin, ekspresi seksual, dan nilai-nilai lainnya. Bingung bagaimana cara memulainya? Inilah ini adalah panduan yang ideal untuk memberikan pendidikan seks sesuai fase tumbuh kembang anak.

1. Usia 0–3 tahun

Pada rentan usia ini, hal yang pertama harus dipelajari nama-nama bagian tubuh yang sebenarnya. Mulai dari kaki, tangan, kepala, hingga Mr P dan Miss V (tentunya dengan nama asli organ kelamin tersebut).

Baca Juga: 3 Jurus Jitu Buat Hubungan Seks dengan Pasangan Anda Semakin Bergairah

Selain itu, Anda juga bisa mengajari anak perilaku yang boleh dilakukan di rumah atau di tempat umum. Contohnya, mengajari dirinya untuk mengenakan handuk saat keluar dari kamar mandi.

2. Usia 4–5 tahun

Di usia ini, kita sudah bisa mengajarkan nama-nama dari bagian tubuh internal dan eksternal, khususnya bagian-bagian reproduksi.

Anda juga bisa menjelaskan bagaimana bayi bisa berada dalam rahim seorang ibu. Namun, bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan usianya, alias tidak boleh vulgar.

3. Usia 6–8 tahun

Mengajarkan pendidikan seks kepada anak di usia ini, orangtua sebaiknya mulai membicarakan apa yang akan terjadi ketika mereka mulai pubertas.

Baca Juga: Usia Berapa Idealnya Anak Diberikan Pendidikan Seks, Cek Panduannya di Sini

Tujuannya, sebagai persiapan anak ketika mengalami masa tersebut, bicarakan dengan nada yang halus tanpa harus menghakiminya.

4. Usia 9–12 tahun

Cobalah mulai berbicara dengan anak terkait perubahan yang mereka lalui. Hal ini agar anak memahami kalau menstruasi, ereksi, dan ejakulasi adalah hal yang normal.

Selain itu, Anda juga perlu mengajarkan mereka betapa berharganya diri dan tubuh mereka.

5. Usia 13–18 tahun

Tahap selanjutnya, ini tahap di mana anak mulai tertarik dengan lawan jenisnya. Maka dari itu, Anda dan pasangan sah-sah saja membahas masalah cinta, keintiman, dan cara mengatur batas dalam hubungan mereka dengan lawan jenis.

Baca Juga: Sempat Heboh Soal Video Vulgar Adhisty Zara, Ini Tips Buat Orangtua Mengedukasi Remaja Tentang Seks

Nah, kesimpulannya, jika kita enggak memulai mengajarkan anak pendidikan seks, kemungkinan besar mereka akan mencari tahu mengenai informasi itu melalui teman sebaya atau internet.

Hal itu justru berdampak negatif nantinya. Tidak menutup kemungkinan, informasi yang mereka peroleh biasa saja keliru dan menjerumuskan mereka, Anda tak mau bukan? Maka dari itu ajarilah anak mengenai pendidikan seks sedini mungkin yaaa.***

Editor: Ninditoo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x