Tikus diingatkan memori ini oleh clicker, dan kemudian segera setelah itu diberikan dengan propranolol.
Para ilmuwan tidak melaporkan amnesia pada tikus, berbeda dengan percobaan sebelumnya, tetapi menggunakan keberadaan protein betis untuk menentukan apakah mereka menjadi tidak stabil.
“Ini adalah mekanisme yang sangat kompleks, dan kita perlu ingat bahwa ini adalah pekerjaan hewan; otak manusia serupa, tetapi jauh lebih kompleks,” ujar Dr Amy Milton, peneliti utama, seperti dikutip Pikiran Rakyat dari Independent oleh MEDIA BLITAR, Sabtu 16 Oktober 2021.
Lebih lanjut, ia melihat hal itu mengarah pada situasi seperti yang ditampilkan dalam film berjudul 'Eternal Sunshine of the Spotless Mind', di mana protagonis dapat memilih kenangan mana yang akan dihapus.
“Tetapi kami berharap seiring waktu kami akan dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat ingatan dapat dimodifikasi pada hewan dan menerjemahkannya ke pasien manusia,” ucapnya.
“Namun, kami tidak melihat amnesia yang sebelumnya dilaporkan dalam literatur setelah intervensi ini. Kami kemudian menggunakan keberadaan protein shank untuk menentukan apakah ingatan telah menjadi tidak stabil sejak awal, dan ternyata tidak,” tambahnya.***