Syekh Sulaiman Ar-Ruhaili pun menjelaskan, bahwa tindakan tersebut, tidak dibenarkan dan tidak boleh ditiru, bahkan merupakan suatu hal yang diharamkan.
“Saya katakan kepada sekalian manusia bahwa ini haram. Meskipun ketika ada pelajaran di Masjid Nabawi, anggaplah keharaman itu terjadi hanya sepuluh persen saja maka itu tetap haram,” ucap Syekh Sulaiman Ar-Ruhaili.
Baca Juga: Inilah Niat Sholat Idul Adha di Rumah dan Masjid Lengkap dengan Bacaan hingga Tata Caranya
Lebih lanjut, Syekh Sulaiman Ar-Ruhaili menyampaikan bahwa saat memulai beribadah, seperti halnya haji dan umroh, para jamaah harus menanamkan niat dari awal, jika mereka sedang mencari ridho Sang Pencipta, untuk mendapatkan pahala.
“Apakah kau datang ke Madinah untuk berbuat dosa? Tidak! Engkau datang ke Madinah untuk mendapatkan pahala,” kata Syekh Sulaiman Ar-Ruhaili.
“Kenapa kamu jerumuskan dirimu ke dalam perkara yang haram baik Madinah kota Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam ataupun di Masjidil Haram?” sambungnya.
Baca Juga: Menag Yaqut Tiadakan Pelaksanaan Sholat Idul Adha dan Takbiran Keliling di Wilayah PPKM Darurat
Meski ada yang menilai jika selfie menjadi haram yang lemah, Syekh Sulaiman Ar-Ruhaili menjelaskan, jika selfie tetaplah haram, terlebih lagi, bila untuk pamer.
“Anggaplah, saya katakan pendapat terkait hukum tersebut lemah. Tapi yang terpenting bahwa perbuatan tersebut tetap haram karena riya,” ucapnya.
Karena sikap pamer dengan berselfie, menjadi aktivitas yang berbanding terbalik dengan para salaf, yang tak ingin memamerkan diri saat beribadah, karena memiliki ketakutan akan kesombongan dan pamer.