Sejarah Awal Perayaan Maulid Nabi, Begini Penjelasannya Menurut Ustadz Adi Hidayat

19 Oktober 2021, 18:55 WIB
Sejarah Awal Perayaan Maulid Nabi, Begini Penjelasannya Menurut Ustadz Adi Hidayat /Pexels/ Ali Khalil

MEDIA BLITAR – Seperti diketahui perayaan Maulid Nabi tahun ini diselenggarakan pada tanggal 20 Oktober 2021.

Dalam perayaan biasanya mengadakan beberapa shalawat, berdoa, ceramah dan lain sebagainya, dengan hal tersebut untuk mengingat Nabi Muhammad SAW.

Namun, banyak umat muslim lainnya yang belum mengetahui sejarah perayaan Maulid Nabi dan dalam artikel berikut ini menurut Ustadz Adi Hidayat menjelaskan mengenai sejarah perayaan Maulid Nabi itu sendiri.

Baca Juga: 10 Ucapan Maulid Nabi 2021 yang Dapat Bisa Digunakan di Media Sosial Dalam Bahasa Indonesia

Sebagaimana dirangkum MediaBlitar.com dari kanal Youtube Cahaya Hijrah, menurut Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW perjuangan-perjuangannya yang dianjurkan oleh para sahabat-sahabatnya.

Ketika perjuangan tersebut dilanjutkan oleh para sahabat-sahabatnya, hingga sampai pada suatu masa dimana orang-orang lupa akan perjuangan Nabi Muhammad SAW.

Dengan adanya hal tersebut banyak orang yang sudah mulai berbeda ajaran dari Nabi Muhammad SAW, seperti halnya terjadi pada zaman nabi Ibrahim terdahulu, sejak wafatnya nabi dan dimana orang-orang yang mulai muncul sesajen, pembuatan patung dan menyembah berhala.

Baca Juga: 5 Tradisi Unik Perayaan Maulid Nabi di Pulau Jawa, Salah Satunya Angkaan Bherkat

Sejak hal tersebut yang mulai dilupakan ajaran Nabi Muhammad SAW dan ada beberapa berpendapat yang menyebutkan sejak tahun 362 = 567 Hijriyah, tahun 549 -  630 Hijriyah dan tahun 567 – 640 Hijriyah.

Pada tahun tersebut, banyak terjadi masa krisis ketika masyarakat mulai dilupakan tentang perjuangan Nabi Muhammad SAW.

Sehingga banyak orang yang sebelumnya, sudah ditaklukkan ketika masa peperangan menjadi dendam dan menyerang kembali umat Islam.

Baca Juga: Apakah Boleh Berpuasa Ketika di Hari Maulid Nabi Muhammad SAW? Begini Penjelasannya

Pada zaman tersebut yang menyebabkan agama islam melemah dan membuat orang lupa pada Nabi Muhammad SAW beserta tuntunannya, karena itulah Nabi Muhammad mulai diperkenalkan kembali pada bulan Rabi’ul Awal.

Saat bulan Rabi’ul Awal, ada yang menyebutkan bahwa hal tersebut dilakukan pada kisaran tahun 362 -567 Hijriyah di Mesir, pada masa Dinasti Fatimiyah, pencetusnya yaitu Abu Tamim al-Muiz Lidinillah dengan cara mengenalkan siapa namanya, lahirnya dimana, ibunya siapa dan ayahnya siapa.

Namun, ada juga yang menyebutkan mulai populer pada tahun 549 – 630 Hijriyah di wilayah Irbil, Irak dan saat itu juga yang mempopulerkan adalah Gubernur Irbil bernama Mudhofar.

Baca Juga: Hari Maulid Nabi Muhammad SAW Bolehkah Kita Berpuasa? Berikut Pandangan dan Anjuran Islam

Sementara itu, ia mempopulerkan dengan cara mengumpulkan ulama-ulama pemudanya dan para ahli Tasawuf, ustadz-ustadz saat itu dikumpulkan supaya menjelaskan tentang keutamaan Nabi Muhammad SAW dan dijelaskan kembali tentang sosoknya hingga kemuliaannya.

Dalam syair dan qasidah tersebut yang menceritakan, tentang sosok Nabi Muhammad SAW sebelum wafatnya, namun ada juga yang berpendapat bahwa Maulid Nabi dipopulerkan oleh Salahuddin al-Ayyubi.

Pada masanya orang-orang juga banyak yang lupa tentang ajaran Nabi Muhammad SAW, sehingga mulai dihidupkan kembali dan ada yang berpendapat mengatakan mengambil momentum bulan Rabi’ul Awal dan ada yang mengatakan dihidupkan pada bulan-bulan lainnya.

Baca Juga: Libur Maulid Nabi Digeser, Seluruh ASN Dilarang Ambil Cuti dan Bepergian 18 - 22 Oktober 2021

Hal tersebut yang dilakukan dengan melakukan perkumpulan, hingga kumpulan tersebut disebut dengan kumpulan Dzikro Maulidin Nabi dan kumpulan tersebut membahas tentang perjuangan nabi, sejarah nabi hingga ajarannya.

Meski demikian, kata Dzikro yang diganti hingga saat ini menjadi Maulid Nabi, sehingga hal tersebut masih terus diadakan perayaan Maulid Nabi setiap bulan Rabi’ul Awal.***

Editor: Farra Fadila

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler