Mau Hilangkan Kenangan Buruk? Terbaru Peneliti Temukan Protein untuk Membantu Menghapus Memori Otak

16 Oktober 2021, 20:33 WIB
Mau Hilangkan Kenangan Buruk? Terbaru Peneliti Temukan Protein untuk Membantu Menghapus Memori Otak## /Pexels/mart production/

MEDIA BLITAR – Sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Universitas Cambridge mengemukakan bahwa protein yang dapat digunakan untuk menunjukkan apakah emosi dan ingatan seseorang dapat diubah atau bahkan dilupakan.

Ilmuwan menemukan keberadaan protein 'shank' bertindak sebagai pendukung reseptor yang menentukan seberapa kuat hubungan antara berbagai neuron.

Melansir dari hasil dari penemuan itu, peneliti menyebut protein tersebut memiliki kemungkinan dapat menghapus kenangan buruk, serta membantu orang yang menderita Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Baca Juga: Selain Bikin Otak Kerja Produktif, Ternyata Kopi Tidak Baik untuk Program Diet Berikut Penjelasannya

Protein itu bisa menentukan apakah ingatan dapat dimodifikasi atau diubah menggunakan beta-blocker propranolol.

Jika protein terdegradasi, ingatan menjadi dapat dimodifikasi - meskipun para ilmuwan belum jelas apakah hal ini memang terlibat langsung dalam pemecahan memori, atau apakah itu produk dari reaksi yang lebih dalam.

Baca Juga: Pasca Operasi Otak, Tukul Arwana Mulai Bisa Berkomunikasi Melalui Isyarat

Pada tahun 2004 silam, para ilmuwan di New York mampu merawat hewan dengan propranolol untuk membantu mereka melupakan trauma yang dipelajari, namun hasilnya sulit untuk ditiru.

Dalam percobaan teranyar ini, tikus dilatih untuk mengasosiasikan clicker dengan sengatan listrik ringan sehingga mereka akan mengasosiasikan clicker dengan rasa takut, mirip dengan bagaimana Ivan Pavlov mengkondisikan anjing.

Tikus diingatkan memori ini oleh clicker, dan kemudian segera setelah itu diberikan dengan propranolol.

Baca Juga: Penyebab Pembuluh Darah di Otak Pecah Bisa Menyerang Siapa Saja, Kebiasan Ini Ternyata Bisa Picu Hal Fatal!

Para ilmuwan tidak melaporkan amnesia pada tikus, berbeda dengan percobaan sebelumnya, tetapi menggunakan keberadaan protein betis untuk menentukan apakah mereka menjadi tidak stabil.

“Ini adalah mekanisme yang sangat kompleks, dan kita perlu ingat bahwa ini adalah pekerjaan hewan; otak manusia serupa, tetapi jauh lebih kompleks,” ujar Dr Amy Milton, peneliti utama, seperti dikutip Pikiran Rakyat dari Independent oleh MEDIA BLITAR, Sabtu 16 Oktober 2021.

Lebih lanjut, ia melihat hal itu mengarah pada situasi seperti yang ditampilkan dalam film berjudul 'Eternal Sunshine of the Spotless Mind', di mana protagonis dapat memilih kenangan mana yang akan dihapus.

“Tetapi kami berharap seiring waktu kami akan dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat ingatan dapat dimodifikasi pada hewan dan menerjemahkannya ke pasien manusia,” ucapnya.

“Namun, kami tidak melihat amnesia yang sebelumnya dilaporkan dalam literatur setelah intervensi ini. Kami kemudian menggunakan keberadaan protein shank untuk menentukan apakah ingatan telah menjadi tidak stabil sejak awal, dan ternyata tidak,” tambahnya.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Tags

Terkini

Terpopuler