MEDIA BLITAR – Imunisasi merupakan hal yang terpenting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit di masa kini ataupun masa depan.
Namun vaksinasi bertujuan melindungi seseorang dari penyakit tertentu, karena itulah jenis-jenis imunisasi yang beragam. Dalam kegiatan ini penting terutama untuk anak-anak karena sistem kekebalan tubuhnya masih dalam proses pembentukkan.
Baca Juga: Jangan Takut Untuk Imunisasi Anak saat Pandemi COVID-19, Yuk Simak!
Sementara itu, imunisasi yang khususnya untuk anak-anak perlu diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan agar proteksinya optimal.
Namun, vaksin yang diberikan untuk anak-anak cukup diberikan satu kali, sedangkan sebagian lainnya harus diulang dalam beberapa kali supaya dapat memberikan perlindungan efektif terhadap penyakit tertentu.
Dilansir MediaBlitar dari laman website SehatQ, berikut ini jenis-jenis imunisasi menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia yang harus diberikan oleh anak, sebagai berikut:
Baca Juga: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Masih Berlangsung, Erick Thohir : Tahun Depan Siap Imunisasi Massal
- Usia dibawah 1 tahun
Pada kelompok usia 1 tahun, imunisasi dasar wajib dipenuhi untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit yang berbahaya di awal masa kehidupan buah hati. Berikut ini jenis-jenis imunisasi, seperti:
- Hepatitis B.
- BCG, Vaksin BCG diperuntukkan bagi pencegahan tuberkulosis.
- DPT (Difteri Pertusis Tetanus).
- Polio, penyakit yang menular yang disebabkan oleh virus.
- Campak, penyakit yang memiliki gejala ruam kemerahan pada seluruh tubuh dan disebabkan oleh virus.
- Pneumokokus (PCV) dan Rotavirus, vaksin untuk melawan bakteri pneumokokus dimana bakteri ini dapat menyebabkan infeksi yang berat.
Baca Juga: Negara Bagian Terpadat di India, Promosikan Kebijakan Dua Anak Cukup
- Usia 1-4 tahun
Pada rentang usia tersebut, jenis-jenis imunisasi yang masih merupakan kelanjutan dari rentang usia sebelumnya, seperti:
- DPT, kembali dilakukan pada usia 18 tahun sebagai vaksin booster (penguat) dan pasalnya imunisasi dasar pada rentang usia 0-1 tahun mungkin melemah sehingga perlu dikuatkan kembali.
- Polio, kembali dilakukan pada usia 18 tahun sebagai vaksin booster.
- HiB, kembali dilakukan pada rentang usia 15-18 bulan sebagai vaksin booster.
- Pneumokokus, kembali dilakukan pada rentang usia 12-15 bulan sebagai vaksin booster.
Selain itu, ada juga beberapa jenis imunisasi tambahan yang diperlukan, seperti MMR, Tifoid dan hepatitis A, Variseta dan Influenza.
Baca Juga: Khasiat Bawang Putih, Redakan Demam dan Flu pada Anak
- Usia 5-12 tahun
Pada rentang usia 5-12 tahun, tidak ada jenis imunisasi baru dan jenis-jenis imunisasi dilakukan sebagai ulangan, memenuhi vaksin yang belum dilakukan atau booster.
Berikut ini jenis-jenis imunisasi yang dapat dilakukan:
- DPT, yang bisa dilakukan pada usia 5 tahun hingga 12 tahun sebagai imunisasi booster
- Campak, yang bisa dilakukan antara usia 6 - 7 tahun sebagai booster
- MMR, yang bisa dilakukan pada usia 5 tahun sebagai booster
Baca Juga: Kenali Dampak Buruk Bermain Game Yang Mengakibatkan Kecanduan Pada Anak di Bawah Umur
- Usia 12-18 tahun
Rentang usia 12-18 tahun sama dengan rentang usia 5-12 tahun. jenis-jenis imunisasi yang dilakukan vaksin ulangan, melengkapi daftar vaksin atau untuk booster.
Namun pada rentang usia tersebut, dokter bisa memberikan DPT booster ulangan vaksin tifoid, hepatitis A dan varisela. Pada usia 12-18 tahun imunisasi pilihan juga bisa dilakukan seperti HPV, vaksin HPV yang diberikan sebanyak 2-3 kali dengan interval 6-12 bulan diantara penyuntikan.***