Network
MEDIA BLITAR – Menteri Sosial, Tri Rismaharini atau Risma memang begitu identik dengan sikap tegasnya.
Bahkan tak jarang, semasa Risma menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, banyak pejabat pemerintahan yang kena marah lantaran tak disiplin.
Kini, lagi-lagi Risma menjadi sorotan publik lantaran dirinya yang meluapkan emosinya ke sejumlah ASN (Aparatur Sipil Negara).
Hal itu terjadi ketika Mensos Risma melaksanakan sebuah kunjungan di Balai Wyata Guna, Bandung, Selasa, 13 Juli 2021.
Baca Juga: Bersama Mensos, Rachel Vennya Terjun Salurkan Bantuan Rp1 Miliar ke NTT: Bu Risma Tampak Kurus
Sebanyak puluhan ASN yang berbaris di hadapan Risma itu hanya bisa tertunduk saat Mensos Risma melepaskan amarahnya.
Dalam pernyataannya, Risma kecewa dengan sekumpulan ASN itu lantaran dinilai lemot alias tidak becus dalam melaksanakan kinerjanya.
Dengan raut wajah kesal, Risma sempat mengancam akan mengirim para ASN yang lelet untuk dipindah ke Papua yang kemudian menjadi kontroversi.
Ya, ucapan Risma yang akan mengirim ASN tidak disiplin ke Papua disebut-sebut sebagai tindakan rasisme.
Sebagai catatan, sebelumnya Risma memang mengancam para ASN yang kedapatan tidak mau rajin dalam bekerja.
Maka dari itu, ia berpesan kepada Kepala Balai Wydata Guna agar secara perlahan pola kerja karyawan dapat lebih maksimal.
Hal ini kemudian menjadi sorotan tajam netizen hingga kabar ini sampai kepada politisi Tanah Air, Amdi Arief yang ikut berkomentar.
Menurutnya, ia kurang setuju dengan pernyataan Risma yang akan memindahkan ASN ke tanah Papua.
Lebih lagi, Andi Arief melalui Twitter pribadinya menilai bahwa alam bawah sadar Risma sedang merendahkan Papua.
Baca Juga: Risma Jadi Menteri Sosial dan Bakal Hapus Semua Bansos Tunai! Ini Penjelasannya
“Alam bawah sadar Ibu Risma merendahkan Papua,” tulis Andi Arief, dikutip Media Blitar, Rabu, 14 Juli 2021.
Meski sebelumnya menyebut bahwa Mensos Risma baru saja merendahkan Papua, Andi Arief pun memberikan keterangannya.
Ia mengaku bahwa urusan tersebut tak penting juga jika nantinya akan diperpanjang.
“Tapi tak usah diperpanjang, mudah-mudahan tidak diulangi,” tutupnya.***
