MEDIA BLITAR – Pemerintah menghimbau masyarakat untuk memakai masker dalam melakukan aktivitas di luar rumah untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Namun kita seringkali bingung masker yang paling efektif digunakan untuk kegiatan sehari-hari tersebut.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Universitas Cambridge dan Universitas Northwestern menyebutkan bahwa masker yang terbuat dari kain terbukti efektif dalam mencegah penyebaran virus Covid-19.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Bagus Kahfi Bergabung Dengan Klub Belanda FC Ultrecht?
Dikutip dari Antara, para peneliti mengungkap bahwa sebagian besar kain yang biasa digunakan untuk masker wajah non-klinis efektif dalam menyaring partikel ultrafine yang mungkin mengandung virus seperti SARS-CoV-2 yang antara lain merupakan virus yang dapat menyebabkan COVID-19.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti menguji semua sampel mulai dari kain kaos, kaos kaki hingga jeans, dan tas vakum untuk melihat jenis bahan masker yang paling efektif dalam menyaring partikel dengan kecepatan tinggi dimana yang mencerminkan bagaimana mereka bekerja jika seseorang batuk atau bernapas dengan berat saat memakai masker.
Baca Juga: Harga dan Spesifikasi Lengkap iPhone 12 Pro Max, iPhone 12 Pro, iPhone 12, iPhone 12 Mini
Mereka juga memeriksa keefektifan masker jenis N95 dan masker bedah, yang lebih umum dipakai oleh profesional perawatan kesehatan.
Masker N95 terbukti sangat efektif dalam pengujian tersebut, namun kantong vakum HEPA yang dapat digunakan kembali sebenarnya melebihi kinerja N95 dalam beberapa pengujian.
Baca Juga: UMP 2021 di Berbagai Provinsi Tidak Naik, Ganjar Pranowo Pilih Naikkan UMP Jateng 3,27 Persen
Saat melihat masker kain buatan sendiri, para peneliti menemukan bahwa secara umum masker yang terbuat dari beberapa lapisan kain adalah yang paling efektif. Selain itu, menggabungkan interfacing atau teknik yang digunakan untuk menguatkan kerah, ternyata lebih efektif meskipun lebih sulit untuk bernapas.
Para peneliti juga menguji keefektifan masker kain saat kondisi lembap dan baru dicuci. Hasilnya mereka menemukan bahwa masker kain bekerja dengan baik saat lembab dan juga bekerja dengan cukup baik setelah satu siklus pencucian.
Baca Juga: Sering Dilewatkan, Berikut 5 Dampak Buruk jika Tidak Sarapan
Penulis utama dari penelitian ini, Eugenia O'Kelly mengatakan masker kain telah menjadi kebutuhan baru bagi banyak orang sejak munculnya pandemi COVID-19, apalagi saat persediaan masker N95 dan masker bedah sempat mengalami persediaan yang menipis sehingga mulai banyak masyarakat yang membuat masker sendiri dari kain.
"Sebagai seorang insinyur, saya ingin mempelajari lebih lanjut tentang mereka, seberapa baik bahan yang berbeda bekerja dalam kondisi yang berbeda, dan apa yang membuat kesesuaian yang paling efektif," ujar O'Kelly.
O'Kelly mengatakan bahwa bahan dari kain jeans cukup efektif dalam memblokir partikel virus tetapi membuat penggunanya sulit untuk bernapas.
Baca Juga: Bikin Ngiler! Berikut 6 Jenis Makanan yang Biasanya Menjadi Favorit di Musim Hujan
"Jadi, mungkin bukan ide yang baik untuk membuat masker dari celana jeans lama. Masker N95 jauh lebih mudah dihirup daripada kombinasi kain apa pun dengan tingkat filtrasi yang serupa," ujar O'Kelly.
O'Kelly juga mengatakan masker kain semakin populer digunakan oleh masyarakat, namun menemukan bahan yang tepat seperti keseimbangan antara efektif dan nyaman untuk bernapas masih menjadi masalah.
Baca Juga: Cek Promo Aplikasi Perjalanan Pariwisata untuk Kamu yang Siap Nikmati Libur Panjang
"Kami ingin bahan tersebut efektif dalam menyaring partikel, tetapi kami juga perlu mengetahui bahwa bahan tersebut tidak membuat pengguna berisiko menghirup serat yang bisa berbahaya," ujar O'Kelly.
O'Kelly menjelaskan bahwa masker kain bisa menyaring partikel yang mungkin mengandung virus meski pada kecepatan tinggi.
"Kami telah menunjukkan bahwa dalam situasi darurat di mana masker N95 tidak tersedia, seperti pada hari-hari awal pandemi ini, masker kain secara mengejutkan efektif dalam menyaring partikel yang mungkin mengandung virus, bahkan pada kecepatan tinggi," lanjut O'Kelly.***