Bertema Trantanan, Getih Getah Gula Klapa Bernuasa Majapahit, Kembali Hadir di Candi Simping

- 16 November 2020, 21:14 WIB
Getih Getah Gula Klapa Usung Tema Trantanan yang Bernuasa Majapahit, Hadir di Candi Simping
Getih Getah Gula Klapa Usung Tema Trantanan yang Bernuasa Majapahit, Hadir di Candi Simping /Dok. Getah Getih Gula Klapa/

MEDIA BLITAR - Didasari pada semangat gotong royong dan kecintaan terhadap seni, budaya dan sejarah kejayaan Nusantara, “Getih Getah Gula Klapa” akan kembali hadir di Candi Simping, Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, pada 17 November 2020 mendatang.

Pada tahun ini, Getih Getah Gula Klapa yang digagas oleh Komunitas Sulud Sukma bersama pemuda-pemudi Karang Taruna Nusantara 1 Desa Sumberjati akan mengangkat tema ‘Trantanan’ sebagai tema dalam peringatan 727 tahun berdirinya Kerajaan Majapahit yang ditandai dengan penobatan Sri Kertarajasa Jayawardhana tahun 1293 silam.

Baca Juga: Kabar Gembira! Rupiah Ditutup Menguat, Faktor Sentimen Positif dan Surplus bulan Oktober

Perlu diketahui bahwa pada tahapan seorang anak mulai berjalan, orang Jawa mengenal istilah 'trantanan' yang artinya masih harus dipegangi oleh orang tuanya.

‘Trantanan’ menggambarkan bahwa tahun 2020 Getih Getah Gula Klapa baru berusia 4 tahun atau masih balita, masih jauh perjalanan untuk menggapai cita terwujudnya Pusat Kajian Budaya Majapahit dan Peradaban Nusantara di komplek Candi Simping, tempat Sang Proklamator Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya didharmakan.

Getah Getih Gula Klapa
Getah Getih Gula Klapa

Rahmanto Adi, Ketua Komunitas Sulud Sukma menjelaskan, tujuan dari digelarnya “Getih Getah Gula Klapa” adalah memperkenalkan kembali pada masyarakat luas bahwa komplek Candi Simping di Desa Sumberjati Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, merupakan sebuah situs budaya yang menyimpan sejarah besar kejayaan Nusantara.

Baca Juga: Warga Blitar Wajib Tahu! BPUM Dinas Koperasi Resmi Dibuka Kembali. Berikut Langkah Pendaftarannya

Sebab candi tersebut merupakan tempat pendharmaan raja pertama sekaligus pendiri kerajaan Majapahit yakni Nararya Sanggramawijaya atau biasa disebut Raden Wijaya.

Mengingatkan keberadaan Candi Simping sebagai tempat pendharmaan Nararya Sanggramawijaya seperti yang terdapat dalam Negarakrtagama pupuh 47.

Menciptakan sebuah etalase kebudayaan sebagai bagian dari cita-cita mewujudkan Candi Simping sebagai Pusat Kajian Budaya Majapahit dan Peradaban Nusantara.

Baca Juga: Sudah Dipastikan 6 Kriteria Ini Gagal Lolos Banpres BLT UMKM Rp2,4 Juta, Cek Namamu di Sini

Mengadakan kegiatan berbasis masyarakat yang mengedepankan semangat gotong royong dengan prinsip bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

"Adanya harapan bahwa Blitar yang sudah dikenal sebagai Bumi Laya Ika Tantra Adi Raja juga bisa dikenal sebagai Bumi Proklamator Nusantara I dan Candi Simping sebagai etalase budaya bisa menjadi tempat untuk menggali inspirasi nasionalisme kebangsaan.

Candi Simping merupakan tempat bersejarah, karena di candi inilah didharmakan abu dari Raden Wijaya, sang pendiri kerajaan Majapahit," jelas Rahmanto Adi.

Baca Juga: Korban Meninggal! Kecelakaan Kereta Api di Blitar Sebabkan Mobil Avanza Terseret Hingga 350 Meter

"Harapan bahwa Blitar yang sudah dikenal sebagai Bumi Laya Ika Tantra Adi Raja juga bisa dikenal sebagai Bumi Proklamator Nusantara I dan Candi Simping sebagai etalase budaya bisa menjadi tempat untuk menggali inspirasi nasionalisme kebangsaan.” lanjutnya.

Pelaksanaan “Getih Getah Gula Klapa” tahun 2020 ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena masih adanya pandemi covid-19 di Indonesia, kegiatan kali ini akan dihadiri oleh beberapa orang saja.

Jika tahun lalu, acara peringatan diawali dengan sebuah Kirab Pataka dan Panji-panji Majapahit.

Kirab diawali dari Kantor Desa Sumberjati menuju Pelataran Candi Simping dan nantinya disana akan disambut beberapa pagelaran kesenian.

Baca Juga: Segera Daftar! Pengajuan BPUM Kabupaten Blitar atau BLT UMKM 2,4 Juta Telah Kembali Dibuka

Berbeda dengan tahun ini, Getih Getah Gula Klapa tahun ini difokuskan untuk doa bersama dengan melibatkan beberapa masyarakat dan pemuda pemudi di Blitar dengan jumlah yang tidak terlalu banyak.

“Bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan nantinya adalah doa bersama di dalam area Candi Simping dengan diawali pembacaan puisi, kemudian ada tarian, lalu disambung dengan narasi Raden Wijaya Candi Simping, serta lantunan macapat yang bersambung pada puncak acara yakni doa budaya, sedangkan unutk penutup kegiatan ada murak sajen,” ungkapnya.

Puisi oleh Riko
Tarian oleh Lucy (Sanggar Dewi Sri)
Narasi Raden Wijaya Candi Simping oleh Rahmanto
Macapat oleh Mbah Maryani
Doa Budaya oleh Redi Wisono

Adapun seluruh pendukung kegiatan ini dilakukan dengan konsep kegiatan berbasis masyarakat yang mengedepankan semangat gotong royong dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa dan menerapkan nilai-nilai Pancasila.

Baca Juga: Sudah Dipastikan 6 Kriteria Ini Gagal Lolos Banpres BLT UMKM Rp2,4 Juta, Cek Namamu di Sini

“Dengan digelar rutin tiap tahun harapannya nanti akan menciptakan sebuah etalase kebudayaan sebagai bagian dari cita-cita mewujudkan Pusat Kajian Budaya Majapahit dan menghadirkan semangat kejayaan Nusantara disekitar komplek Candi Simping,” ujar Rahmanto Adi.

 ***

Editor: Ninditoo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x