Pada zaman pemerintah Hindia Belanda sendiri terdapat tulisan harian "Pedoman" edisi 27 Agustus 1951, mengapresiasi usaha Moedjair membudidayakan ikan mujair dengan memberinya santunan sebesar Rp 6 per bulan.
Kemudian Mbah Moedjair juga diangkat sebagai pegawai negeri tanpa harus mendapatkan beban kerja.
Baca Juga: Profil Impron Rosadi, Anak Desa Biasa Yang Dampingi Sandiaga Uno Saat Kunjungi Desa Wisata Serang
Selanjutnya setelah masa kemerdekaan, kementrian Pertanian RI memberi penghargaan atas jasanya menemukan ikan Mujair pada 17 Agustus 1952.
Bahkan Mbah Moedjair juga mendapat penghargaan dari Eksekutuf Comittee Indo Pasifik Fisheries Ciuncil tahun 1954.
Kemudian sejak 1982 program pengembangan aneka ikan dilakukan pemerintah Indonesia dengan cara menyebarkan bibit ikan mujair dalam kolam pekarangan dan waduk-waduk.
Mbah Moedjair sendiri akhirnya meninggal pada tanggal 7 September 1997 dan di nisannya tertulis MOEDJAIR, PENEMU IKAN MOEDJAIR dengan ukiran ikan Mujair yang ditemukannya.***