Terkait Isu Tsunami 20 Meter dan Gempa Megathrust, Pemilik Hotel: Tamu Mau Menginap Pada Pulang Lagi

- 28 September 2020, 19:02 WIB
Ilustrasi Tsunami.
Ilustrasi Tsunami. /Pixabay.com

MEDIA BLITAR - Beredar informasi terkait dengan adanya potensi gempa bumi kuat di zona megathrust bagian selatan pulau Jawa, membuat sejumlah kalangan masyarakat di Kabupaten Pangandaran resah.

Terlebih bagi para pelaku usaha wisata. Mereka khawatir bakal terjadi penurunan untuk kunjungan wisatanya ke Pangandaran.

Seperti yang disampaikan oleh Mohammad Yusuf pemilik hotel di objek wisata pantai Pangandaran, Dia mempertanyakan kebenaran informasi bahwa di perairan laut bagian selatan pulau Jawa akan terjadi gempa bumi berkekuatan besar dan menimbulkan gelombang tsunami dengan ketinggian hingga 20 meter.

Baca Juga: Insentif Kartu Prakerja Gelombang 10 Tidak Akan Cair ke Rekening, Jika Masuk Dalam 7 Kelompok Ini

"Soalnya tamu yang mau menginap pada pulang lagi setelah mendengar informasi yang ditayangkan melalui media sosial," ujar Yusuf, seperti dilansir Pikiran-Rakyat.com, Minggu, 27 September 2020.

Di tempat terpisah Kepala Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Pangandaran Untung Saeful Rachman menanggapi terkait informasi tersebut yang tengah beredar saat ini khususnya di kalangan pelaku usaha wisata.

Kata Untung, saat ini memang mulai dirasakan terjadinya penurunan kunjungan ke beberapa obyek wisata di Pangandaran ketimbang kunjungan setelah dibukannya objek wisata pada saat diberlakukannya Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) pandemi Covid-19.

Baca Juga: BLT non PKH Rp500 Ribu Segera Cair! Simak Cara Ceknya Disini

"Sebenarnya informasi adanya potensi gempa bumi dan tsunami itu sudah lama beredar," kata Untung.

Hanya saja dirinya menilai, penurunan kunjungan wisata bukan hanya terkait informasi itu saja, juga bersamaan dengan dimulainya kegiatan belajar mengajar tatap muka di sejumlah daerah dan diberlakukan PSBB di Jakarta.

"Apalagi pak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan untuk sementara menutup dahulu kunjungan dari luar Jawa Barat kaitan dengan PSBB tadi," ujar Untung.

Baca Juga: 5 Potret Cantik Song Hye Kyo Saat Pemotretan di Usia Menjelang 40 Tahun

Jadi dia menegaskan, penurunan kunjungan wisata yang diperkirakan mencapai 20 persen tersebut mulai dirasakan sejak dimulainya kegiatan belajar mengajar tatap muka dan diberlakukan PSBB di Jakarta karena adanya peningkatan kasus Covid-19 disana.

Adanya potensi gempa kuat di zona megathrust di selatan Pulau Jawa hasil kajian para ahli kebumian ITB yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature baru-baru ini.

"Diharapkan dapat mendorong kita semua untuk lebih memperhatikan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami," ujar Kepala Statsiun Geologi BMKG Bandung Toni Agus Wijaya melalui pesan WhatsAppnya, Minggu, 27 September 2020.

Baca Juga: Insentif Prakerja Kamu Belum Cair? Gak Usah Panik, Simak Penjelasan dan Solusinya Berikut

Toni mengatakan, melalui rilisnya yang disampaikan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi Dan Tsunami BMKG Dr. Daryono di Jakarta pada 25 September 2020 lalu, perlu ada upaya serius dari berbagai pihak untuk mendukung dan memperkuat penerapan building code dalam membangun infrastruktur. Masyarakat juga diharapkan terus meningkatkan kemampuannya dalam memahami cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami.

Lanjut Toni, BMKG dalam hal ini mengapresiasi hasil tersebut. Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan kita dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami.

"Kita akui, informasi potensi gempa kuat di zona megathrust memang rentan memicu keresahan akibat salah pengertian (misleading). Masyarakat ternyata lebih tertarik membahas kemungkin dampak buruknya daripada pesan mitigasi yang mestinya harus dilakukan," ujarnya.

Baca Juga: GELOMBANG 10 DITUTUP HARI INI! Segera Daftar Kartu Prakerja, Berikut Cara Daftarnya Sangat Mudah

Kata Toni, informasi potensi gempa kuat selatan Jawa saat ini bergulir cepat menjadi berita yang sangat menarik. Masyarakat awam pun menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa dahsyat, padahal tidak demikian.

Meskipun kajian ilmiah mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan scenario terburuk, akan tetapi hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan dimana gempa akan terjadi.

"Maka dalam ketidakpastian kapan terjadinya, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah kongkrit untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa," papar Toni.

Baca Juga: 5 Potret Cantik Song Hye Kyo Saat Pemotretan di Usia Menjelang 40 Tahun

Dirinya berharap, informasi hasil kajian ini hendaknya tidak mempertajam kecemasan dan kekhawatiran masyarakat. Tetapi harus segera direspon dengan upaya mitigasi yang nyata.

Artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Resah Tsunami 20 Meter dan Gempa Megathrust, Pemilik Hotel: yang Mau Menginap Pada Pulang Lagi"

Apakah dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi (drill), menata dan memasang rambu evakuasi, menyiapkan tempat evakuasi sementara, membangun bangunan rumah tahan gempa, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami.

***

Editor: Ninditoo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x